REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama (PP Fatayat NU), Anggia Erma Rini mengungkapkan, sebaiknya majelis taklim masih dilakukan secara daring. Hal ini karena kasus covid-19 sampai saat ini masih terus mengalami peningkatan.
"Saya mendukung lewat daring. Majelis taklim lewat daring, karena masih dalam kondisi kasus yang masih tinggi. Puncaknya belum kena, kita mau sampai puncak, kasusnya terus naik," kata Anggia, Selasa (9/6).
Anggia mengatakan, majelis taklim boleh kembali beraktivitas, namun dengan beberapa persyaratan. Di antaranya fasilitas kesehatan yang memadai, dan kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan.
"Sebenarnya tidak apa-apa, tapi dibarengi dengan faskes, Rumah sakit ada untuk menampung pasien. Tapi kita agak ragu, seberapa besar bisa menampung," kata dia.
Ia mengungkapkan, konsep new normal yakni setiap orang menjalankan kegiatan masing-masing, dibarengi dengan adanya panduan praktis agar orang menyesuaikan diri dengan keadaan yang terjadi. Namun Anggia lebih memilih agar manusia melakukan perlawanan terhadap virus corona.
"Saya setuju ada perlawanan, bukan berdamai. Kalau berdamai itu tidak ada perlawanan. Setuju dengan adanya perlawanan, kita tidak mau kalah, karena kita masih terancam, dapat menjadi korban," ucap Anggia.
Sebelumnya Kementerian Agama memperbolehkan pengajian atau majelis taklim kembali berkegiatan secara langsung. Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama, Agus Salim mengatakan pengajian secara langsung diperbolehkan dengan catatan tetap mematuhi protokol kesehatan.