Selasa 09 Jun 2020 19:26 WIB

Harusnya Sepak Bola Senjata Efektif Tumpas Rasialisme

Ribuan orang mengambil bagian dalam demonstrasi Black Lives Matter

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Seorang pemrotes berdiri seaat demonstrasi protes Black Lives Matter di depan kedutaan AS di London, Ahad (7/6). Aksi tersebut sebagai tanggapan atas pembunuhan George Floyd oleh petugas polisi di Minneapolis, AS, yang telah menyebabkan protes di banyak negara dan di seluruh AS.
Foto: AP / Frank Augstein
Seorang pemrotes berdiri seaat demonstrasi protes Black Lives Matter di depan kedutaan AS di London, Ahad (7/6). Aksi tersebut sebagai tanggapan atas pembunuhan George Floyd oleh petugas polisi di Minneapolis, AS, yang telah menyebabkan protes di banyak negara dan di seluruh AS.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mantan pemain timnas Inggris, Eni Eluko yakin sepak bola bisa jadi cara untuk melawan rasisme. Dia pun meminta UEFA untuk membuat peraturan yang lebih ketat.

Ribuan orang mengambil bagian dalam demonstrasi Black Lives Matter setelah kematian George Floyd di Minneapolis. Eni Eluko pun menjadi salah satu yang pernah mengalami rasisme dalam dunia sepak bola.

Pada 2017 lalu, Aluko menerima permintaan maaf dari FA atas diskriminasi yang dilakukan oleh mantan pelatih kepala Inggris, Mark Samspson. Dia pun berharap para pemain bola akan terus angkat suara dalam memerangi rasisme dan membawa perubahan yang lebih baik.

"Sepak bola bisa jadi contoh yang sangat bagus. Liga Primer Inggris punya pemain yang berasal dari seluruh dunia. Ruang ganti sangat multi kulturan, sepak bola harus memimpin dalam memerangi rasisme," kata Aluko dilansir dari laman Sky Sports, Selasa (9/6).

Dia menyebut isu kematian atas George Floyd menjadi bukti bahwa polisi tidak bisa melalui hal itu. Sehingga ketidakadilan itu harus bisa dihapuskan.

"Sama seperti yang terjadi di olahraga dan sepak bola, pihak berwenang tidak selalu bisa menghadapi itu dan sanksinya tidak selalu benar," katanya.

Dia pun meminta UEFA turun tangan dalam menangani rasisme di sepak bola Eropa. Dia mengakui klub kesulitan dalam menangani kejadian buruk soal rasisme. Sehingga federasi bisa jadi cara untuk memperbaiki sistem di bawahnya.

"Ini juga bisa jadi contoh bagi dunia dan olahraga lain," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement