Selasa 09 Jun 2020 19:32 WIB

Risma Bentuk Kampung, Mal, Tempat Ibadah dan Pasar Tangguh

Risma optimalisasi kampung tangguh dan bentuk mal, tempat ibadah, pasar tangguh

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kanan)
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berkoordinasi dengan Polrestabes Surabaya dan Polres Tanjung Perak terkait optimalisasi Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo setelah berakhirnya pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Jadi, kami terus menciptakan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo ini untuk menjaga supaya penyebarannya bisa terhambat," kata Wali Kota Risma saat rapat koordinasi di Polrestabes Surabaya, Selasa (9/6).

Menurut dia, alasan berkoordinasi dengan Polrestabes Surabaya dan Polres Tanjung Perak terkait kampung tangguh karena Kota Surabaya ini terbagi menjadi dua wilayah. Awalnya, Risma mengunjungi Polres Tanjung Perak dengan menunjukkan peta sebaran Covid-19 di Kota Surabaya khususnya di wilayah Polres Tanjung Perak.

Setalah dari Polres Tanjung Perak, selanjutnya Wali Kota Risma bersama jajarannya berkunjung ke Polrestabes Surabaya. Di situ, ia juga terus mendorong pembentukan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo, meskipun hingga saat ini sudah ada sebanyak 1.340 kampung yang sudah membentuk kampung tersebut.

Selain mendorong Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo, Risma bersama jajaran Polrestabes Surabaya juga mendiskusikan pembentukan mal tangguh, tempat ibadah tangguh dan pasar tangguh. Jika semua ini bisa dilakukan, ia optimistis penyebaran Covid-19 di Kota Surabaya akan bisa ditekan.

Risma mengatakan sebetulnya di Kota Surabaya ini memang ada penyebaran dan terus dicari dengan cara menggelar rapid test dan tes swab massal. Dikatakannya jika ditemukan ada yang reaktif atau positif, lalu apa yang harus dilakukan untuk menekan penyebarannya itu.

"Nah, yang kita lakukan kalau ditemukan positif adalah diobati ke rumah sakit, atau diisolasi di hotel atau di Hotel Asrama Haji," katanya.

Namun, lanjut dia, yang paling penting adalah di sekitar kampung yang ditemukan positif Covid-19 itu, harus dijaga supaya tidak semakin menularkan kepada yang lainnya di lingkungannya. Sebab, kata dia, di Surabaya ini sangat banyak kampung padat penduduk dan risiko penularannya sangat tinggi. Oleh karena itu, kata dia, setelah PSBB ini tidak diperpanjang, ia berharap warga Kota Surabaya terus disiplin menjaga protokol kesehatan.

"Masih banyak saudara-saudara kita yang dirawat di rumah sakit, dan masih banyak pula tim medis yang merawat saudara-saudara kita itu, jadi ayo jangan ditambah beban mereka," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement