REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANIERO -- Mantan bintang timnas Brasil Ronaldinho menceritakan pengalamannya menjalani tahanan rumah yang diberikan oleh kepolisian Paraguay. Ia mengaku sudah melewati 60 hari yang sangat sulit.
"Sudah enam puluh hari yang panjang. Orang-orang di rumah mereka harus membayangkan seperti apa rasanya tidak mampu melakukan apa yang sudah biasa Anda lakukan," kata Ronaldinho kepada Mundo Deportivo, dilansir Dailystar, Selasa (9/6).
Ronaldinho dan saudaranya, Roberto Assis, dibebaskan dari penjara yang berada di pinggiran Ibu kota Asuncion, Paraguay pada 7 April lalu. Namun, ia harus lebih dahulu menjalani hukuman sebagai tahanan rumah di Hotel Palmaroga, Asuncion, usai membayar tebusan 1,3 juta pounds. Mereka ditahan pada Maret akibat kepemilikan paspor palsu.
Ronaldinho menegaskan dia memiliki semua yang dibutuhkan ketika berada di hotel yang dimiliki oleh Barcelona tersebut. Akan tetapi, tetap saja Ronaldinho tak betah dan mengakui bahwa ia sudah melewati enam puluh hari yang panjang layaknya karantina Covid-19.
"Orang-orang di rumah mereka harus membayangkan seperti apa rasanya tidak mampu melakukan apa yang sudah biasa Anda lakukan. Semoga kami bisa pulang ke rumah dan kondisinya bisa kembali normal," kata eks penggawa AC Milan dan Barcelona.
Untuk itu, Ronaldinho berharap agar dirinya bisa segera pulang ke kampung halaman untuk berkumpul bersama keluarga dan saudaranya.
Selama berada di dalam jeruji besi, Barcelona terus memberikan dukungan kepada Ronaldinho, seperti halnya mantan rekan setimnya termasuk Carles Puyol dan Ronaldo.
"Barcelona selalu memperlakukan saya dengan banyak cinta dan rasa hormat. Saya berterima kasih dengan sepenuh hati untuk pesan dan cintamu. Saya adalah pemain sepak bola untuk cinta dan profesi. Mereka mengenal saya dengan baik dan mereka tahu bahwa itu bukan waktu yang mudah," kata dia.