REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid mengatakan pandemi Covid-19 di Indonesia mengungkapkan kualitas para pemimpin di Tanah Air, mulai dari level tertinggi hingga bupati dan wali kota. Hal itu dilihat dari cara masing-masing pejabat menyelesaikan masalah krisis kesehatan.
"Masyarakat, netizen punya ukuran untuk melihat para pemimpin publik. Dalam situasi krisis, maka manajemen krisis yang menjadi ukuran. Dari situ ada beberapa kriteria penilaian, tetapi yang utama ada pada fundamental kredibilitas yang akan mewarnai bagaimana publik mencerna, apakah seorang kepala daerah bagus atau tidak," kata Alissa dalam diskusi melalui telekonferensi tentang tatanan normal baru di Jakarta, Selasa.
Menurut Alissa, seorang kepala daerah akan dinilai oleh masyarakat terkait kredibilitasnya dalam kepemimpinan dalam menangani Covid-19 di daerahnya. Penilaian tersebut dapat terlihat berdasarkan tingkat penyebaran kasus Covid-19 pada satu wilayah tertentu.
Selanjutnya, masyarakat juga akan menilai kualitas seorang pemimpin dalam menangani Covid-19 berdasarkan pada itikadnya. Itikad dari seorang pemimpin akan terlihat dalam penanganan Covid-19, apakah benar-benar bekerja untuk rakyatnya agar tidak tertular virus, atau bahkan mengambil keuntungan dari adanya pandemi Covid-19 untuk meningkatkan popularitas politiknya.
Alissa menjelaskan bahwa beberapa orang tertentu mengambil keuntungan dari adanya pandemi, baik dari sisi ekonomi maupun sisi politik. "Kalau itikad kepala daerah terlihat oleh publik sebagai hal yang murni dilakukan untuk masyarakatnya, pasti akan meroket dengan cepat," kata dia.
Adapula penilaian mengenai kapabilitas dari pemimpin dalam penanganan pandemi. Apakah seorang kepala daerah mau terbuka dari berbagai informasi dengan para pakar, atau merasa paling benar dalam mengerjakan sesuatu tanpa mendengarkan saran dari para pakar. Publik juga akan menilai para pejabat negara dari hal-hal apa saja yang telah dilakukan oleh pemimpin selama masa pandemi ini.
"'Great reset' paling besar dari bangsa Indonesia adalah mengukur apakah pemimpin yang mereka pilih sesuai harapan," kata Alissa mengaitkan performa setiap pemimpin negara dari kebijakan yang diambilnya dalam penanganan Covid-19.
Alissa menerangkan bahwa pandemi Covid-19 juga akan sangat berdampak pada pemilihan pejabat publik berikutnya, baik di daerah ataupun secara nasional.
Dia juga mengkritisi bahwa partai politik tidak berbuat apa-apa atau sama sekali diam pada masa pandemi, padahal masyarakat sedang banyak membutuhkan bantuan.