Jumat 12 Jun 2020 05:01 WIB
Edisi Syawal

Amr bin al-Jamuh, Seorang Pincang yang Bertekad Syahid

Salah satu sahabat Rasulullah SAW yang dijamin masuk surga adalah Amr bin al-Jamuh.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Amr bin al-Jamuh, Seorang Pincang yang Bertekad Syahid. Sahabat Nabi (Ilustrasi)
Foto: Republika
Amr bin al-Jamuh, Seorang Pincang yang Bertekad Syahid. Sahabat Nabi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW dikelilingi para sahabat yang setia dan penuh pengorbanan dalam ikut memperjuangkan agama Allah. Bahkan, para sahabat itu telah dijamin oleh Rasulullah SAW akan masuk surga. Salah satu sahabat Rasulullah SAW yang dijamin masuk surga adalah Amr bin al-Jamuh.

Amr bin Al-Jamuh adalah seorang yang pincang kakinya. Namun demikian, meski kondisi fisiknya tidak sempurna, ia memiliki keberanian dan tekad yang kuat untuk mendapatkan syahid. Sehingga, Allah pun memuliakannya dengan syahid itu.

Baca Juga

Amr bin al-Jamuh adalah seorang pemuka Bani Salamah yang disegani. Ia adalah salah seorang pemimpin Yatsrib pada masa jahiliyah.  Sebelum masuk Islam, ia menyembah berhala Manat. Manat ini merupakan patung yang terbuat dari kayu yang indah dan mahal harganya. Hampir setiap hari patung itu dibersihkan dan diminyaki dengan wangi-wangian khusus dan mahal.

Mengutip buku berjudul Sejarah Lengkap Rasulullah Jilid 2 karya Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi, dikisahkan bahwa Amr bin Al-Jamuh memiliki empat orang anak laki-laki, di antaranya Khallad, Mu'awwidz, Mu'adz, dan Abu Aiman. Anak-anaknya dan istrinya, Hindun, telah lebih dulu masuk Islam daripada Amr bin al-Jamuh.  Suatu hari, sang ayah mengetahui keislaman mereka.

Saat mengetahui anaknya belajar agama Islam, ia meminta anaknya mengatakan tentang yang didengarnya. Anaknya bernama Mu'adz lantas membacakan surah al-Fatihah. Amr bin al-Jamuh terpesona mendengar surah tersebut. Namun, ia masih saja meminta petunjuk kepada berhala Manat.

Hingga kemudian, beberapa pemuda mengikat berhala Manat dengan bangkai anjing di sebuah sumur. Amr bin al-Jamuh kemudian tersadar dan mulai berpikir bahwa berhala itu tidak memiliki kekuatan apa pun dan tidak bisa melindungi dirinya dari aniaya orang lain. Ia akhirnya memutuskan masuk Islam.

Amr bin al-Jamuh membersihkan badan dan pakaian serta memakai wewangian sebelum menemui Rasulullah SAW. Ia pun menyesali dosa-dosanya selama dalam kemusyrikan. Setelah masuk Islam, ia mengerahkan seluruh hidupnya, hartanya, dan anak-anaknya dalam menaati perintah Allah dan Rasul-Nya.

Pada perang Uhud, Amr bin Al-Jamuh memiliki niat ikut berperang bersama Rasulullah SAW. Namun, anak-anaknya ingin menahannya agar tidak usah ikut berperang lantaran keadaan fisiknya. Mereka berkata kepada ayahnya, "Allah memaafkanmu."

Ketika Islam memasuki kota Yatsrib, usia Amr bin al-Jamuh sudah lewat 60 tahun. Sehingga ia terbilang sudah renta, ditambah kondisi fisiknya yang pincang.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement