REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Brawijaya (UB) Kota Malang berhasil menciptakan lemari sterilisasi Alat Pelindung Diri (APD) untuk tenaga medis. Inovasi ini bertujuan memudahkan kerja tenaga medis termasuk memastikan keamanan APD yang dikenakan di rumah sakit (RS).
Koordinator tim mahasiswa UB Tech, Bayu Abi Pamungkas mengatakan, penciptaan lemari sterilisasi bermula dari munculnya kelangkaan APD pada saat pandemi Covid-19 di Kota Malang. Untuk membantu mengatasi masalah ini, UB Tech menghasilkan solusi berupa diciptakannya Lemari Sterilisasi APD. Saat ini lemari masih dalam proses riset purwarupa dan pengujian efisiensi.
"Proses pembuatannya bisa sampai satu bulan", jelas Bayu dalam keterangan pers yang diterima Republika, Selasa (9/6) lalu.
Menurut Bayu, lemari sterilisasi bekerja menggunakan sinar Ultra Violet (UV). Sinar ini dipancarkan oleh delapan buah lampu dengan daya masing-masing sebesar 40 watt. Pada proses penggunaannya, APD tenaga medis akan disterilisasi dengan cara dimasukkan ke dalam lemari. Kemudian diputar agar seluruh permukaan APD terpapar lampu UV. Dengan demikian, tujuan kemanan dan sterilisasi APD dapat tercapai.
Menurut Bayu, kecepatan rotasi dapat diatur menjadi tiga tahapan. Tahapan tersebut antara lain kecepatan lambat (1 rpm), kecepatan sedang (5 rpm) dan kecepatan tinggi (10 rpm). "Tergantung kebutuhan," jelasnya.
Durasi proses sterilisasi dapat diatur dengan baik oleh pengguna. Pada pengujian terakhir, waktu 30 menit sudah cukup untuk sekali sterilisasi. Dengan durasi yang singkat ini diharapkan dapat membantu tenaga medis bekerja dengan cepat sehingga tak perlu menunggu lama untuk sterilisasi APD.
Saat ini total kasus positif yang terdata di Kota Malang mencapai 71 orang. Sekitar empat kasus telah dinyatakan meninggal, 33 orang sembuh sedangkan lainnya masih dalam perawatan.
Jumlah Pasien dalam Pengawasan (PDP) mengalami peningkatan dua orang di hari yang sama. Hal ini berarti total PDP di Kota Malang telah mencapai angka 71 jiwa. Sekitar 21 PDP dinyatakan meninggal, 144 sudah sehat sedangkan lainnya masih dalam perawatan.
Adapun jumlah Orang dalam Pemantauan (ODP) di kasus Covid-19 berada di angka 932 orang. Angka ini termasuk tambahan empat ODP terbaru, Selasa (9/6). Dari jumlah tersebut, 68 orang masih dalam pemantauan sedangkan lainnya telah selesai.