Rabu 10 Jun 2020 11:32 WIB

Pemulihan Industri Penerbangan Bergantung Penurunan Covid-19

Masyarakat akan lebih memilih maskapai yang memberi rasa aman.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Petugas melintas di depan deretan pesawat Garuda Indonesia (ilustrasi). Pemulihan industri penerbangan disebut akan bergantung pada kecepatan penurunan penyebaran Covid-19.
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Petugas melintas di depan deretan pesawat Garuda Indonesia (ilustrasi). Pemulihan industri penerbangan disebut akan bergantung pada kecepatan penurunan penyebaran Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemulihan industri penerbangan disebut akan bergantung pada kecepatan penurunan penyebaran Covid-19. Di sisi lain, maskapai harus serius menerapkan jaga jarak fisik.

Ketua Umum Indonesia National Air Carriers Association Denon B Prawiraatmadja mengatakan pemulihan industri penerbangan bergantung kepada penurunan penyebaran Covid-19. Denon mengakui saat ini masyarakat yang sudah sadar untuk mengatasi penularan Covid-19.

Baca Juga

"Kalau tiap hari naik, saya pikir kampanye apapun yang kita bikin supaya orang bisa traveling masih sulit," kata Denon dalam diskusi virtual, kemarin.

Dia menilai bagaimana Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan pihak terkait lainnya berusaha menekan penurunan Covid-19 akan sangat berpengaruh. Dengan begitu, cepat atau lambatnya industri penerbangan akan pulih akan sangat bergantung dengan hal tersebut.

Budaya masyarakat memilih maskapai juga menurut Denon akan mengalami perubahan. "Masyarakat akan lebih memilih maskapai yang memberi rasa aman," kata dia.

Denon mengatakan, maskapai juga harus serius dan benar-benar mengikuti aturan yang diminta pemerintah untuk menerapkan protokol jarak fisik. Menurutnya, hal tersebut juga berpengaruh kepada masyarakat agar yakin dan percaya bisa ke tempat tujuan dengan aman.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, maskapai harus berpartisipasi aktif agar penyebaran virus tidak terjadi. "Bukan malah jadi biang keroknya, khususnya di ekosistem bandara dan pesawat. Kalau ini makin lama, makin babak belur," ungkap Irfan dalam kesempatan yang sama.

Terlebih, menurut Irfan, banyak analis menyatakan industri penerbangan akan kembali normal hingga dua sampai tiga tahun lagi. Hanya saja Irfan menegaskan Garuda tetap harus berupaya pemulihan dapat dilakukan secepat mungkin.

"Tapi sepertinya tidak ada maskapai yang bisa tahan dua sampai tiga tahun begini. Nah, sekarang kita sepakat kalau sehat itu jadi panglima," kata Irfan. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement