Rabu 10 Jun 2020 13:12 WIB

Sejumlah Kebijakan Harus Diberlakukan Selama PSBB Transisi

Standar teknis pola belajar secara daring atau jarak jauh juga harus disiapkan.

Penumpang kereta rel listrik (KRL) commuter line menunggu kereta di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Selasa (9/6/2020). Kepadatan penumpang terjadi di beberapa stasiun KRL pada penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi fase I, terutama saat jam sibuk mulai pukul 07
Foto: ANTARA/MUHAMMAD ADIMAJA
Penumpang kereta rel listrik (KRL) commuter line menunggu kereta di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Selasa (9/6/2020). Kepadatan penumpang terjadi di beberapa stasiun KRL pada penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi fase I, terutama saat jam sibuk mulai pukul 07

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menekankan perlunya pengaturan pola kerja guna mencegah kerumunan selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi di wilayah DKI Jakarta.

"Sejumlah kebijakan harus diberlakukan para pemilik usaha dan institusi yang memulai aktivitasnya di masa PSBB transisi di Jakarta. Bisa dengan pengaturan jam masuk kerja yang dibagi dalam beberapa sif," kata Lestari, Rabu (10/6).

Kalau penyedia kerja, institusi, dan perusahaan tidak mengatur pola kerja pegawainya, ia melanjutkan, kerumunan berpotensi terjadi di sarana angkutan umum dan area publik seperti halte, terminal, dan stasiun pada waktu pegawai berangkat dan pulang bekerja. Ia mengatakan, penyedia kerja juga bisa menyediakan kendaraan antar-jemput pegawai guna meminimalkan risiko penularan Covid-19.

Politikus Partai Nasdem itu juga mengemukakan, penyelenggara pelayanan publik juga mesti menyiapkan pengaturan untuk mencegah kerumunan, termasuk menyediakan layanan daring untuk pendaftaran pengguna layanan dan membatasi layanan.

"Dengan jumlah masyarakat yang sudah disesuaikan dengan besaran kapasitas layanan, terjadinya kerumunan orang bisa dihindari," katanya.

Sebelum tahun ajaran baru dimulai, ia menjelaskan, pengelola sekolah juga harus mempersiapkan prosedur penerapan protokol pencegahan Covid-19 dalam penerimaan peserta didik baru dan penyelenggaraan kegiatan pendidikan.

"Lebih dari itu, pola belajar mengajar secara daring atau jarak jauh harus segera dibuatkan standar teknisnya dengan baik. Sehingga hasil pola belajar jarak jauh bisa memenuhi kelayakan sesuai yang diharapkan kurikulum yang ada," ujarnya.

Ia mengemukakan, pengurus sekolah bisa mencontoh pola pembelajaran jarak jauh yang selama ini dijalankan oleh Universitas Terbuka. Upaya-upaya antisipatif semacam itu, menurut dia, diperlukan untuk mencegah munculnya klaster baru penularan Covid-19.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement