Rabu 10 Jun 2020 14:24 WIB

Jokowi Minta Daerah tak Lengah Meski Kasus Covid-19 Menurun

Jokowi mengingatkan daerah jika ancaman Covid-19 masih belum berakhir.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bayu Hermawan
Presiden Joko Widodo (tengah)
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Presiden Joko Widodo (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pemerintah daerah agar tak lengah saat angka kasus positif Covid-19 mulai menurun. Ia mengatakan, ancaman Covid-19 masih belum berakhir hingga saat ini.

Kondisi kenaikan atau penurunan kasus di berbagai daerah pun juga dinilainya masih sangat dinamis. Karena itu, diperlukan evaluasi secara rutin terhadap langkah pengendalian penyebaran corona.

Baca Juga

"Evaluasi secara rutin, sekali lagi meskipun misalnya sebuah daerah kasus barunya sudah menurun, hati-hati jangan sampai lengah karena di lapangan masih sangat dinamis," kata Jokowi saat mengunjungi kantor Gugus Tugas Nasional di Gedung BNPB, Rabu (10/6).

Selain itu, Jokowi juga meminta daerah agar berhati-hati dalam menetapkan kebijakan pembukaan new normal atau kenormalan baru. Jokowi tak ingin, kebijakan yang terburu-buru justru menimbulkan kenaikan jumlah kasus baru yang menyebabkan terjadinya gelombang kedua.

"Perlu saya ingatkan jika dalam perkembangan ditemukan kenaikan kasus baru, kenaikan kasus, maka langsung akan kita lakukan pengetatan atau penutupan kembali," tegas Jokowi.

Menurut Jokowi, keberhasilan pengendalian Covid-19 sangat ditentukan oleh kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan. Sebelumnya, Jokowi mengatakan pemerintah akan membuka sektor dan aktivitas masyarakat secara bertahap saat tatanan kenormalan baru (new normal) diterapkan. Jokowi menegaskan, new normal bukan berarti semua sektor dibuka 100 persen.

"Prioritas, tidak semua langsung kita buka, sektor dan aktivitas apa yang dimulai dibuka secara bertahap, itu secara bertahap tidak langsung buka 100 persen," ujar Jokowi saat menyambangi kantor Gugus Tugas Nasional di Gedung BNPB, Rabu (10/6).

Jokowi mencontohkan, pembukaan kembali rumah ibadah sesuai dengan protokol kesehatan yang dinilainya berjalan baik. Kemudian sektor ekonomi yang tingkat penularannya rendah diprioritaskan untuk dibuka kembali karena memiliki dampak ekonomi yang tinggi. 

Karena itu, ia mengingatkan kepala daerah jika ingin memutuskan pelaksanaan new normal maka harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Gugus Tugas Nasional. "Datanya seperti apa, pergerakannya seperti apa, fakta-faktanya seperti apa karena saya lihat data di sini ada semua. Lihat perkembangan data epidemiologi terutama angka R0 dan Rt," kata Jokowi.

Selain itu, daerah juga perlu melihat tingkat kepatuhan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan, serta memastikan manajemen kesiapan daerah dalam melaksanakan new normal. "Kemudian juga hitung kesiapan daerah dalam pengujian yang masif, pelacakan yang agresif, kesiapan fasilitas kesehatan yang ada, ini benar-benar harus kita hitung dan pastikan," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement