REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Selain Kim Jong-un, kini muncul lagi orang yang berpengaruh di Korea Utara. Ia adalah saudara perempuan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un, Kim Yo-jong.
Jong merupakan otak di balik pemutusan kontak dengan negara tetangga, Korea Selatan (Korsel). Yo-jong bersama seorang tokoh garis keras Korut, Kim Yong-chol memperjuangkan keputusan untuk memutus komunikasi dengan Korsel dalam sebuah pertemuan.
Pakar kepemimpinan Korut di Stimson Center yang berbasis di Amerika Serikat (AS), Michael Madden mengatakan, Yo-jong digambarkan sebagai sosok yang sangat substantif dan memiliki peran lebih dari seorang asisten kakaknya. Peran Yo-jong dalam membuat kebijakan dapat mengubah pandangan internasional yang telah meragukan kemampuannya untuk memberikan pengaruh dalam masyarakat Korut yang didominasi oleh pria.
"Mereka jelas memiliki harapan tinggi untuknya. Bukan berarti menjadi pemimpin berikutnya, namun seperti penentu keputusan," ujar Madden.
Yo-jong adalah satu-satunya kerabat dekat pemimpin Korut yang memainkan peran politik. Dia beberapa kali memimpin delegasi menghadiri acara-acara internasional, di antaranya pada saat Olimpiade Musim Dingin di Korsel pada 2018. Tak hanya itu, Yo-jong juga ikut dalam pertemuan puncak antara Jong-un dengan Presiden AS, Donald Trump di Vietnam.
Tahun ini, Yo-jong telah mengambil peran kebijakan publik yang lebih besar dan memperkuat statusnya sebagai pemain politik yang berpengaruh. Seorang mantan analis intelijen Korut di pemerintahan AS, Rachel Minyoung Lee mengatakan, sebelumnya media pemerintah menggambarkan Yo-jong sebagai saudara perempuan Jong-un, petugas protokol atau salah satu kerabat yang menyertai pemimpin Korut. "Sekarang, orang Korut tahu pasti ada yang lebih dari itu dalam dirinya," ujar Lee.
Pada Maret, media pemerintah memuat pernyataan pertama Yo-jong ketika mengkritik otoritas Korsel. Pernyataan lain juga pernah dilontarkan, termasuk tanggapan atas komentar Trump dan ancaman bahwa Korut akan memutus komunikasi dengan Korsel. Lee mengatakan, pernyataan Kim memiliki gaya yang unik, serta menunjukkan kecerdasa dan menggarisbawahi posisi kuatnya.
"Selain kata-kata kasar dan sarkasme, mereka bisa sedikit jenaka dalam cara bahwa pernyataan lainnya tidak. Dia tampaknya memiliki lebih banyak kelonggaran dalam menyusun pernyataannya, yang tentu saja tidak mengejutkan," kata Lee.