Rabu 10 Jun 2020 16:35 WIB

Covid-19 Tembus 1.241 Per Hari, Jatim-Sulsel-DKI Tiga Besar

Jawa Timur, DKI, dan Sulawesi Selatan memang saling balap dalam satu pekan terakhir.

Rep: Sapto Andika Candra / Red: Ratna Puspita
Sejumlah kendaraan bermotor melintas di Jalan Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (9/6/2020). Pada hari pertama masa transisi normal baru di Surabaya arus kendaraan di pusat kota Surabaya terpantau ramai dan lancar
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Sejumlah kendaraan bermotor melintas di Jalan Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (9/6/2020). Pada hari pertama masa transisi normal baru di Surabaya arus kendaraan di pusat kota Surabaya terpantau ramai dan lancar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jawa Timur kembali menjadi provinsi dengan angka penambahan kasus positif Covid-19 tertinggi di Indonesia pada Rabu (10/6). Kasus baru di Jawa Timur dalam 24 jam terakhir tercatat 273 orang. 

Kemudian disusul Sulawesi Selatan dengan 189 kasus baru, DKI Jakarta dengan 157 kasus baru, Jawa Tengah dengan 139 kasus baru, dan Kalimantan Selatan dengan 127 kasus baru. Secara nasional, jumlah kasus baru dalam satu hari terakhir ini sebanyak 1.241 orang.

Baca Juga

Tiga provinsi, yakni Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Sulawesi Selatan memang saling balap dalam satu pekan terakhir ini terkait penambahan kasus positif Covid-19 di Tanah Air. Kendati mencatatkan penambahan kasus baru yang cukup banyak, provinsi-provinsi tersebut juga mengalami penambahan kasus sembuh yang cukup signifikan. 

Misalnya, Jawa Timur mencatatkan 97 pasien Covid-19 yang sembuh. Sementara itu, di Sulawesi Selatan terdapat 53 pasien sembuh, DKI Jakarta dengan 146 pasien sembuh, dan Jawa Tengah dengan 118 pasien sembuh. 

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menjelaskan, kenaikan penambahan kasus baru terjadi karena tracing atau pelacakan semakin agresif dilakukan. Tracing ini dilakukan terhadap semua pihak yang sempat melakukan kontak langsung dengan pasien positif Covid-19. 

"Penambahan kasus positif ini disebabkan karena tracing yang agresif dilakukan. Sehingga bisa kita lihat sebagian besar penambahan kasus ini adalah spesimen yang dikirim oleh puskesmas atau dinas kesehatan, tidak didominasi oleh spesimen rumah sakit," kata Yurianto dalam keterangan pers, Rabu (10/6). 

Yuri menyampaikan, tracing yang agresif diharapkan akan semakin banyak mengungkap kasus positif yang sebelumnya tersembunyi. Dengan demikian, pasien positif yang baru ditemukan ini diharapkan segara melakukan isolasi mandiri di rumahnya agar tidak menjadi sumber penularan yang baru. 

Pelacakan yang agresif juga dibarengi dengan pemeriksaan spesimen Covid-19 yang semakin banyak. Dalam satu hari terakhir, jumlah spesimen yang diperiksa sebanyak 17.757 unit, dengan rincian 16.923 adalah pemeriksaan PCR dan 834 pemeriksaan tes cepat molekular. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement