REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Saat ini, tinggal 11 daerah di wilayah Jawa Timur yang masuk kategori zona merah, atau kategori resiko tinggi Covid-19. Diharapkan, masyarakat mematuhi protokol kesehatan demi kebaikan bersama.
Ke 11 daerah itu yakni Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Pamekasan, Jombang, Malang, Sidoarjo, Situbondo, Bojonegoro, Pasuruan, Tuban, Lamongan, Kota mojokerto, Kota batu, Kediri, dan Mojokerto.
Selain zona merah, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga mengungkapkan, bertambahnya daerah yang masuk zona kuning atau kategori resiko rendah Covid-19. Dimana saat ini terdapat lima daerah di Jatim yang masuk zona kunung Covid-19. Yakni Trenggalek, Kota Pasuruan, Ponorogo, Lumajang, dan Kota Blitar.
Sementara itu, 22 kabupaten/ kota lainnya berstatus zona orange atau resiko sedang. Daerah yang dimaksud yaitu Sampang, Kota probolinggo, Bondowoso, Madiun, Blitar, Jember, Probolinggo, Nganjuk, Bangkalan, Sumenep, Tulungagung, Banyuwangi, Magetan, Ngawi, Kota kediri, Kota malang, Pacitan, dan Kota madiun.
"Zonasi ini sesuai dengan indikator dari Gugus Tugas Pusat berdasarkan risiko tinggi, sedang, dan rendah serta area tidak terdampak," kata Khofifah di Surabaya, Rabu (10/6).
Khofifah mengatakan, sesuai dengan 10 indikator yang ditetapkan Gugus Tugas Pusat dan BNPB, risiko kenaikan kasus Covid-19 terbagi menjadi empat. Zona merah (risiko tinggi), zona orange (risiko sedang), zona kuning (resiko rendah), dan zona hijau (tidak terdampak).
Dikatakan Khofifah, zonasi Covid-19 ini jangan sampai membuat masyarakat lengah sehingga mengurangi tingkat kewaspadaan. Jika itu terjadi, maka bukan tidak mungkin akan terjadi gelombang kedua penularan Covid-19. Hal itu yang menurutnya haris dihindari.
"Tetap waspada, disiplin, jaga jarak, pakai masker, cuci tangan pakai sabun, dan terapkan pola hidup bersih dan sehat. Patuhi protokol kesehatan demi kebaikan bersama," kata dia.
Khofifah memastikan, kapasitas rumah sakit rujukan di beberapa daerah di Jatim relatif mencukupi. Bahkan di beberapa daerah seperti Magetan, Madiun, dan Ngawi jumlah bed yang tersedia lebih dari cukup. Tetapi, sebaliknya ada beberapa daerah seperti Surabaya dan Sidoarjo yang jumlah bed-nya masih belum mencukupi.
"Insya Allah dalam seminggu ke depan jika kedisiplinan meningkat kurva di Jatim bisa semakin melandai bahkan menurun dan seluruh kabupaten/ kota di Jatim bisa segera masuk dalam tatanan hidup normal baru," kata dia.