Rabu 10 Jun 2020 18:11 WIB

Hanya Satu Kecamatan Bebas Covid-19 di Kota Serang

Pejabat menolak mengkategorikan Serang sebagai zona merah Covid-19.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ratna Puspita
Sejumlah wisatawan antre mencuci tangan sebelum memasuki kawasan wisata religi Kesultanan Banten di Kasemen, Serang, Banten. Kasemen menjadi satu-satunya kecamatan dengan nol kasus Covid-19.
Foto: ANTARA/ASEP FATHULRAHMAN
Sejumlah wisatawan antre mencuci tangan sebelum memasuki kawasan wisata religi Kesultanan Banten di Kasemen, Serang, Banten. Kasemen menjadi satu-satunya kecamatan dengan nol kasus Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Menjelang pelaksanaan kenormalan baru, tercatat hanya Kecamatan Kasemen saja dari enam kecamatan di Kota Serang yang masih nihil kasus Covid-19. Sementara lima kecamatan lain, yaitu Cipocok Jaya, Taktakan, Walantaka, Serang, dan Curug, ditemukan kasus korona.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Serang M Iqbal mengatakan episentrum penyebaran virus saat ini masih di wilayah perkotaan seperti Kecamatan Serang. "Kita lihat, Taktakan ada, Curug ada, Cipocok ada tapi memang yang paling banyak paparan di wilayah perkotaan yaitu Kecamatan Serang," jelas M.Iqbal, Rabu (10/6).

Baca Juga

Meski hampir semua kecamatan di Kota Serang telah terdampak virus korona, Iqbal menolak mengkategorikan daerahnya sebagai zona merah Covid-19. Hal ini karena episentrum penyebaran hanya di beberapa titik kelurahan, tepatnya 9 dari 67 kelurahan. 

"Dari 67 kelurahan, ada 9 kelurahan yang terlaporkan kasus Covid-19. Ini artinya Kota Serang masih terkendali, kalau kita lihat sebaran kasus menumpuk di Kecamatan Serang karena sebagian besar beraktivitas di zona merah seperti Jakarta," ungkapnya.

Kendati demikian, Iqbal mengaku khawatir akan ada penyebaran virus di wilayah tersebut dengan pembukaan berbagai objek wisata di Kasemen. "Dengan dibukanya kenaziran (Situs Kesultanan Banten) di Kasemen ini bisa jadi penyebaran sebenarnya, tapi kita sudah bilang di sana untuk tetap melakukan protokol kesehatan," ujarnya.

Iqbal berharap agar masyarakat sadar beraktivitas sesuai protokol kesehatan yang dimulai dari diri sendiri sehingga tidak mengandalkan kelompok atau pemerintah saja. Hal ini karena Covid-19 tidak memandang berapa pun umur, jabatan, atau profesi seseorang.

"Kita bangun (kesadaran) kalau semuanya butuh kesehatan dan keselamatannya sendiri untuk menjaga diri dari Covid-19 atau penyakit lain," katanya.

Kasus Covid-19 di Kota Serang meningkat signifikan sejak awal Juni. Data terakhir Dinkes Kota Serang, ada 16 warga yang terkonfirmasi positif Covid-19, 42 PDP (pasien dalam pemeriksaan) dan 353 Orang Dalam Pemantauan (ODP).

Sementara Anggota Komisi II DPRD Kota Serang, Ari Winanto mengatakan dengan meningkatnya kasus Covid-19 ini, Dinkes Kota Serang harus lebih pro aktif mencegah penularan. Ia meminta Dinkes juga untuk lebih cepat bereaksi atas informasi-informasi dari masyarakat terkait korona.

"Selama dua bulan kebelakang, sebenarnya tindakan Dinkes sudah bagus adanya peningkatan kasus di bulan ini kan karena hasil swab yang lama. Hanya saja sekarang mereka harus lebih tanggap, jika ada laporan dari masyarakat maka harus cepat melakukan tindakan minimal rapid test," jelas Ari Winanto. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement