Rabu 10 Jun 2020 18:22 WIB

Kerusuhan New Delhi, Muslim Justru Dituduh Jadi Provokator 

Laporan kepolisian Delhi justru menyebut tokoh Muslim sebagai provokator kerusuhan.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nashih Nashrullah
Laporan kepolisian Delhi justru menye but tokoh Muslim sebagai provokator kerusuhan. Ilustrasi kerusuhan New Delhi beberapa waktu lalu.
Foto: Rajat Gupta/EPA EFE
Laporan kepolisian Delhi justru menye but tokoh Muslim sebagai provokator kerusuhan. Ilustrasi kerusuhan New Delhi beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI— Kepolisian Delhi India mengirim laporan pemeriksaan setebal 700 halaman menyangkut kematian petugas intelijen Ankit Sharma. Dalam laporan disebutkan kelompok Hindu diprovokasi Muslim dalam unjuk rasa berujung kerusuhan di New Delhi pada 25-28 Februari lalu.  

Padahal dalam unjuk rasa menentang amandemen undang-undang kewarganegaraan itu kelompok Muslim turut menjadi korban. Dari 53 orang yang meninggal selama unjuk rasa, 38-nya merupakan Muslim. Bahkan 14 masjid mengalami penyerangan.  

Baca Juga

Kepolisian Delhi menyampaikan ada 751 laporan berkaitan kekerasan selama unjuk rasa yang disampaikan ke pengadilan. Laporan itu disusun selama dua pekan terakhir.  

Dilansir dari Scroll.in pada Rabu, (10/6), Sharma meninggal di daerah Bagh Pulia, New Delhi pada 25 Februari. Jenazahnya lalu dibuang di aliran air terdekat. Polisi mengklaim Sharma diserang kerumunan massa ketika mencoba melerai aksi lempar batu. 

Kepolisian menyebutkan sejumlah nama yang diduga bertanggungjawab atas kematian Sharma. Salah satunya Harsh Mander selaku aktivis penggerak massa unjuk rasa. Padahal dalam video orasinya, Harsh meminta pendekatan nonkekerasan guna memerangi ketidakadilan.  

Polisi juga menuduh aktivis Umar Khalid sebagai dalang kerusuhan berujung kematian Sharma. Umar dianggap turut andil dalam rapat persiapan unjuk rasa untuk mempermalukan India di kancah internasional.  

Di sisi lain, polisi Delhi diam seribu bahasa atas orasi provokatif Kapil Mishra selaku pimpinan Partai Bharatiya Janata pada 23 Februari. Mishra memberi polisi Delhi ultimatum untuk membersihkan jalan dari pengunjuk rasa.  

"Setelah Kapil Sharma menuntut pengunjuk rasa pergi, semua warga di Jaffrabad dan Kardampuri berkumpul dan mulai melempari batu ke arah massa yang ingin blokade jalan dibuka karena unjuk rasa," tulis laporan polisi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement