Rabu 10 Jun 2020 22:51 WIB

Selama PSBB Konsumsi Air di DKI Jakarta Turun

Imbauan bekerja dari rumah membuat konsumsi air bersih di sektor rumah tangga naik.

Kebutuhan air bersih disuplai dari PDAM (ilustrasi)
Foto: Dok Humas Polda Banten
Kebutuhan air bersih disuplai dari PDAM (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PAM Jaya menyebutkan selama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) konsumsi air pipa di DKI Jakarta turun. Sebelumnya dari 20.200 liter sebelum PSBB menjadi 19.500 hingga 19.800 liter per hari.

"Seperti masa normal biasanya kita 20.200 liter, kemarin (PSBB) kita bisa 19.500 hingga 19.800 liter," kata Direktur Utama PAM Jaya Priyatno Bambang Hernowo dalam diskusi yang berjudul "Syawal Virtual" yang di helat Koordinator Wartawan Balai Kota-DPRD di Jakarta, Rabu (10/6).

Baca Juga

Bambang menjelaskan, berkurangnya pendistribusian air bersih di masa PSBB karena sejumlah perusahaan dan pelaku industri tidak beroperasi. Sedangkan ada kenaikan konsumsi air bersih di sektor rumah tangga. Hal itu lantaran pemerintah mengimbau kepada masyarakat untuk tetap di rumah.

"Untuk hotel dan apartemen komposisinya itu berkurang 5,75 persen dari sebelum adanya wabah ini. Dan itu berpindah ke rumah tangga sederhana dan rumah tangga menengah secara signifikan," ujar dia.

Menurut Bambang Hernowo, ada kecenderungan perpindahan konsumsi air bersih dari sektor komersil ke rumah tangga karena adanya arahan pemerintah untuk tetap di rumah dan bekerja di rumah.

Bambang menuturkan, saat PSBB masa transisi PAM JAYA akan ada menambah distribusi air bersih karena banyak perusahaan atau fasilitas publik yang membutuhkan tempat cuci tangan. Perkantoran di Jakarta sudah mulai buka kembali di masa transisi.

PAM JAYA juga membuat wastafel portable di lebih dari 100 lokasi di Jakarta untuk kebutuhan masyarakat mencuci tangan. Hal itu untuk menjalankan protokol kesehatan dalam pencegahan penularan Covid-19.

Bambang Hernowo menegaskan air bersih saat ini sangat dibutuhkan untuk penanganan Covid-19 dan air sebagai pengganti vaksin Covid-19 yang hingga kini belum ditemukan. "Akses air bersih kita menjadi syarat melawan penyebaran wabah. Karena ketika vaksin belum ada, perilaku hidup bersih dan sehat itulah kemudian yang jadi kuncinya," tuturnya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement