REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Perhimpunan remaja masjid (Prima) Dewan Masjid Indonesia (DMI) mendukung dibukanya kembali masjid di tengah masa pandemi Covid-19. Namun, dengan catatan para pengurus masjid memperhatikan protokol kesehatan yang ketat sebagai upaya pencegahan.
Ketua Prima DMI Sulsel Abd Haris Zainuddin di Makassar, Rabu, mengatakan masjid bisa dijadikan sebagai pusat edukasi terkait penanganan pandemi Covid-19yang tidak sekadar berwacana tapi juga aksi nyata.
"Bahkan masjid bisa membuat umat atau masyarakat untuk mengubah pola hidup mereka dengan hidup sesuai protokoler kesehatan pencegahan Covid-19," ujar Haris yang juga menjabat Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Prima DMI itu.
Ia menjelaskan bahwa masjid bisa menjadi penyangga hidup umat dengan pemberdayaan kas masjid. Menurut dia, kondisi saat ini menuntut untuk menyalurkan dana infak dan sedekah masjid.
Menurut dia, dana kas masjid yang selama ini belum tersalurkan kecuali untuk operasional dan sejumlah pembiayaan perbaikan fisik masjid bisa dijadikan sebagai sumber anggaran bantuan sosial untuk masyarakat.
"Kalau masjid dibuka kembali, umat atau jamaah juga bisa berdonasi melalui celengan-celengan masjid. Ini memungkinkan karena mereka mengimani bahwa infak akan membuat rezeki berlipat ganda," katanya.
Sebagai Sekretaris Jenderal PP Prima DMI, ia juga mengimbau kepada seluruh remaja masjid dan pengurus Prima DMI se-Indonesia untuk aktif menjaga kebersihan masjid, selain mengawal perwujudan visi. "Masjid Kuat dan Menguatkan" yang menjadi tema milad ke lima Prima DMI tahun ini," kata Haris.