Kamis 11 Jun 2020 09:07 WIB

UAE Tegaskan Tolak Aneksasi Israel, Dukung Penuh Palestina

Langkah sepihak Israel dinilai kemunduran bagi proses perdamaian dengan Palestina.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji menganeksasi Tepi Barat
Foto: AP Photo/Oded Balilty
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji menganeksasi Tepi Barat

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Uni Emirate Arab (UEA) menegaskan penilaiannya terhadap rencana Israel untuk mencaplok wilayah Tepi Barat yang diduduki. UEA pun memberikan dukungan penuh bagi hak-hak Palestina. UEA bersama dengan negara-negara Arab dan Muslim mengutuk langkah Israel tersebut.

"Saya berpartisipasi dalam pertemuan darurat Komite Eksekutif OKI untuk membahas rencana Israel untuk mencaplok bagian-bagian Tepi Barat. Kami menegaskan kembali penolakan UEA terhadap setiap langkah agresif yang melanggar hukum internasional dan merusak hak-hak Palestina yang sudah mapan," ujar Menteri Luar Negeri UEA, Anwar Mohammd Gargash, dilansir Gulf News, Kamis (11/6).

Baca Juga

Sebelumnya Gargash mengatakan, setiap langkah sepihak yang dilakukan oleh Israel akan membuat kemunduran bagi proses perdamaian. Menurut dia, rencana aneksasi merupakan langkah untuk menolak konsensus internasional dan Arab terhadap stabilitas serta perdamaian.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan mencaplok wilayah Tepi Barat yang diduduki termasuk Lembah Jordan dan permukiman Yahudi. Hal itu sejalan dengan proposal perdamaian Timur Tengah yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang disebut sebagai kesepakatan abad ini.

Proposal tersebut mengusulkan solusi dua negara yang dapat menciptakan negara Palestina dengan didemiliterisasi. Namun, pihak Arab menolak kesepakatan itu karena akan mengakui permukiman Israel di Tepi Barat.

Palestina menginginkan pembentukan negara yang merdeka di Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza. Ketiga wilayah itu direbut oleh Israel dalam perang Timur Tengah 1967. Dalam proposal perdamaian, Trump menyebutkan bahwa Yerusalem merupakan wilayah yang tidak terbagi.

Palestina langsung menolak rencana perdamaian tersebut. Para pejabat Palestina mengatakan bahwa di bawah rencana AS, Israel akan mencaplok antara 30 hingga 40 persen dari wilayah Tepi Barat, termasuk semua Yerusalem Timur. Israel menolak untuk mengakui Palestina sebagai negara dan menentang resolusi PBB. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement