Kamis 11 Jun 2020 09:19 WIB

Kasus Covid-19 di Mumbai Kini Lampaui Wuhan

Mumbai mencatat 51.000 kasus Covid-19 yang menaikkan angka kasus di India.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Seorang warga India duduk di kursi di Amritsar, India. Kasus Covid-19 di India melonjak termasuk di Mumbai setelah pelonggaran lockdown.
Foto: EPA
Seorang warga India duduk di kursi di Amritsar, India. Kasus Covid-19 di India melonjak termasuk di Mumbai setelah pelonggaran lockdown.

REPUBLIKA.CO.ID, MUMBAI -- Ibu kota negara bagian Maharashtra, Mumbai, India mencatat lonjakan kasus yang melampaui kasus di Wuhan, tempat virus pertama muncul. Mumbai kini mencatat 51.000 kasus Covid-19. Angka baru itu tercatat di tengah lonjakan infeksi di India yang secara total memiliki 266.598 kasus dikonfirmasi.

Dilansir BBC, seluruh negara bagian Maharashtra mencatat 90 ribu kasus virus corona. Tidak hanya di Maharastra, infeksi juga melonjak di ibu kota New Delhi. Pihak berwenang memperkirakan akan melihat lebih dari setengah juta kasus pada akhir Juli. 

Baca Juga

Lonjakan itu bertepatan dengan keputusan India untuk melonggarkan pembatasan setelah tiga bulan memberlakukan kebijakan lockdown atau karantina wilayah ketat yang dimaksudkan untuk mengekang penyebaran virus. Pada 8 Juni, pusat perbelanjaan, tempat ibadah dan kantor diizinkan untuk dibuka kembali. Sebelumnya, toko, tempat pasar, dan layanan transportasi semuanya diizinkan beroperasi. Namun demikian para ahli mengatakan bahwa tidak ada pilihan lain selain melonggarkan lockdown sebab sudah yang mengakibatkan banyak kerugian ekonomi di negara itu.

Jutaan orang telah kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian mereka, bisnis-bisnis tutup, dan ketakutan akan kelaparan membuat banyak pekerja migran yang berupah setiap hari meninggalkan kota. Sebagian besar dari mereka berjalan kaki karena transportasi umum dihentikan dalam semalam. Banyak dari mereka meninggal karena kelelahan dan kelaparan, sebuah tragedi kemanusiaan.

Selama berminggu-minggu, angka kasus Covid-19 India yang relatif rendah telah membingungkan para pakar. Meskipun populasi padat, penyakit, dan rumah sakit umum yang kekurangan dana, tidak ada banjir infeksi atau kematian. Tingkat pengujian yang rendah menjelaskan yang pertama, tetapi tidak yang terakhir.  

Harapannya adalah bahwa sebagian besar infeksi di India yang tidak terdeteksi tidak akan cukup parah sehingga memerlukan rawat inap. Namun, kenaikan kasus menunjukkan bahwa negara itu hanya bisa menyaksikan puncak kasus yang terlambat.

Hal yang memprihatinkan adalah bahwa meskipun negara bagian menggunakan periode pembatasan untuk meningkatkan fasilitas kesehatan, rumah sakit di kota-kota besar kewalahan. Ada dugaan banyak pasien dengan gejala Covid-19 ditolak oleh rumah sakit.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement