REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Seorang pejabat Libya yang dekat dengan Jenderal Khalifa Haftar telah meminta dukungan dari Israel. Hal tersebut diungkapkan berdasarkan laporan dari Pemerintah Israel, Rabu (10/6).
"Kami tidak pernah dan tidak akan pernah menjadi musuh dengan Tel Aviv dan kami harap Anda akan mendukung kami," kata wakil perdana menteri milisi Haftar, Abdul Salam al-Badri, yang berbicara kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melalui Makor Rishon Israel seperti dikutip Anadolu Agency, Kamis (11/6).
Al-Badri meminta Israel bergabung dalam inisiatif politik baru dengan Yunani, Siprus, Mesir, dan Lebanon untuk mencapai kesepakatan bersama maritim. Dia mengatakan, inisiatifnya untuk menghadapi perjanjian perbatasan laut yang baru-baru ini ditandatangani antara Turki dan Pemerintah Libya yang diakui secara internasional.
"Kami mencari peta baru yang mempertimbangkan kepentingan negara kami bersama dengan negara-negara lain di kawasan ini," ujar al-Badri seraya mendukung solusi dua negara antara Palestina dan Israel. Libya tidak memiliki hubungan resmi dengan Israel. Di samping itu, ada keengganan resmi dan publik untuk normalisasi hubungan dengan Tel Aviv.
Pemerintah Libya yang diakui secara internasional berkonflik dengan pasukan Haftar sejak April 2019, dengan lebih dari seribu orang tewas dalam kekerasan. Pada Maret, Pemerintah Libya meluncurkan Operation Peace Storm untuk melawan serangan di Ibu Kota. Mereka pun baru-baru ini mendapatkan kembali lokasi strategis, termasuk pangkalan udara al-Watiya dan Kota Tarhuna, yang dipandang sebagai pukulan signifikan bagi pasukan Haftar.
Berita ini diterbitkan di:
https://www.aa.com.tr/en/africa/pro-haftar-official-seeks-israeli-support-report/1872804
