Kamis 11 Jun 2020 18:21 WIB

Cukur Gundul Bupati dan Pejabat Kebumen Syukuran Zero Covid 

Kabupaten Kebumen sebagai kabupaten pertama yang Zero Covid 19.

Rep: Eko Widiyatno / Red: Agus Yulianto
Bupati Kebumen Yazid Mahfudz dan Kepala Diskominfo Kebumen Cokro Aminoto.
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Bupati Kebumen Yazid Mahfudz dan Kepala Diskominfo Kebumen Cokro Aminoto.

REPUBLIKA.CO.ID, KEBUMEN -- Acara syukuran digelar Bupati dan pejabat Kebumen menyikapi tidak adanya lagi pasien Covid 19 yang dirawat di rumah sakit (Zero Covid 19). Acara syukuran diawali apel gelar pasukan di Alun-alun Kabupaten Kebumen dan dilanjutkan dengan berbagai kegiatan, Kamis (11/6).

"Meski sudah dinyatakan Zero Covid 19, namun selama pelaksanaan kegiatan, kami tetap melaksanakan protokol kesehatan," kata Humas Gugus Tugas Covid-19 Kebumen Cokroaminoto.

Dia menyatakan, meski Kabupaten Kebumen sudah menjadi zona hijau Covid 19, bukan berarti Kebumen telah terbebas selamanya dari Covid 19. "Masyarakat tetap harus menegakkan protokol kesehatan pencegahan Covid 19. Bila tidak, maka bukan tidak mungkin akan terjadi lagi kasus Covid di Kebumen," katanya.

Dia juga menyebutkan, apel gelar pasukan tersebut bukan hanya menandai Kabupaten Kebumen sebagai kabupaten pertama yang Zero Covid 19. Namun juga sebagai momentum penegakkan disiplin terhadap protokol kesehatan. 

"Dengan demikian, kewaspadaan kita terhadap Covid-19 justru harus ditingkatkan. Mulai hari ini dan seterusnya, masyarakat harus lebih disiplin," jelasnya.

Selain upacara gelar pasukan, Bupati Kebumen Yazid Mahfudz yang memimpin upacara, melanjutkan kegiatan dengan peluncuran pasukan pendisiplin protokol kesehatan, deklarasi zona hijau, pembukaan penggunaan Masjid Agung Kebumen, acara sujud syukur, dan juga cukur gundul para pejabat, termasuk Bupati.

Dalam kesempatan itu, Bupati menekankan beberapa hal terkait ditetapkannya Kebumen menjadi zona hijau. Antara lain, masyarakat harus tetap patuh pada protokol kesehatan dan kondisi zero Covid-19 bukan berarti bisa merasa bebas untuk melakukan hal apapun. 

"Untuk itu, saya minta rekan-rekan yang akan bertugas di lapangan agar tetap menjaga kesehatan diri pribadi," katanya.

Terhitung sejak 10 Juni 2020, memang sudah tidak ada lagi pasien Covid 19 yang dirawat di berbagai rumah sakit di Kebumen. Sebanyak 32 orang pasien positif Covid yang sebelumnya menjalani perawatan, telah sembuh seluruhnya.

Pasien terakhir yang sembuh dan dipulangkan dari RS, adalah Triyono, warga Kecamatan Sadang. Pasien ini dipulangkan dari RSUD dr Soedirman Kebumen, Rabu (10/6), setelah dinyatakan sembuh dari penyakitnya. Kepulangan pasien ini dilepas Wakil Bupati H Arif Sugiyanto.

Direktur RSUD dr Widodo Suprihantoro menyebutkan, sebelum dipulangkan, pasien Triyono sudah menjalani uji swab sebanyak 5 kali. Namun dua hasil test PCR terakhir, menunjukan hasil negatif sehingga dinyatakan sembuh. "Pasien juga sudah tidak lagi menunjukkan gejala penyakit," katanya.

Sebelum di rawat di RSUD Kebumen, Triyono sempat menjalani karantina selama 7 hari di Rumah Sakit Darurat Covid UP3 Kebumen. Selanjutnya juga sempat dirawat di PKU Muhammadiyah Kutowinangun selama 30 hari, sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD.

Wakil Bupati Arif Sugiyanto menyebutkan, mengaku bersyukur pasien Covid 19 terakhir yang menjalani perawatan di rumah sakit di Kebumen sudah tidak ada lagi. Dengan demikian dia menyebutkan, Kabupaten Kebumen saat ini sudah mencapai level Zero Covid 19 dan menjadi zona hijau.

"Untuk menjaga agar Kebumen tetap menjadi zona hijau, Gugus Tugas akan membentuk tim pendisiplinan penggunaan masker dan kepatuhan protokol kesehatan. Anggotanya dari unsur Polri dan Satpol PP," ujar Wabup. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement