REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah sempat dijadwal ulang menjadi April hingga Oktober mendatang, Festival Musik dan Seni Coachella Valley terpaksa harus batal digelar tahun ini. Coachella 2020 dibatalkan setelah adanya pemangkasan staf besar-besaran ke perusahaan induk.
Dilansir laman New York Post, Kamis (11/6), Billboard melaporkan bahwa perusahaan induk untuk Goldenvoice, AEG, memberhentikan 15 persen dari stafnya serta pemotongan gaji. Hal ini yang kemudian disebut memicu Coachella kemungkinan tidak akan dilanjutkan hingga 2021. Pernyataan itu terlampir dalam memo internal yang diakuisisi Billboard.
"Akan memakan waktu sampai kami melihat penggemar, mitra, dan sponsor kami sepenuhnya kembali," kata CEO AEG Dan Beckerman dalam memo itu.
Coachella 2021 dapat kembali dalam bentuk yang lebih kecil pada bulan April 2021. Atau, kembali ke kapasitas penuh pada Oktober 2021, menurut memo itu.
Festival diadakan setiap tahun di Indio, California dan diarahkan oleh Rage Against the Machine, Travis Scott dan Frank Ocean selama dua akhir pekan di bulan April. Ada juga Megan Thee Stallion, Thom Yorke, 21 Savage, dan Lana Del Rey, dan lainnya.
Panitia pertama kali menunda acara Palm Springs-area pada Maret karena kekhawatiran virus corona. Pemegang tiket diberi tahu bahwa pembelian akan "dihormati untuk tanggal yang dijadwal ulang" atau memenuhi syarat pengembalian uang.
Coachella adalah salah satu dari banyak acara terkenal dunia yang dibatalkan. Pandemi corona memukul industri hiburan secara keseluruhan, mematikan semua produksi Broadway dan film serta acara TV yang tak terhitung jumlahnya.