REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti dari Chalmers University of Technology, Swedia, berhasil menemukan teknologi untuk membuat material sintetis yang dinamakan metasurfaces. Metasurfaces terdiri dari banyak nanopartikel yang saling berinteraksi satu sama lain dan dapat mengendalikan cahaya.
Melansir EurekaAlert, Kamis (11/6), temuan ini disebut bakal jadi titik baru perkembangan teknologi optik. Salah satunya membuat lensa kamera jadi ribuan kali lebih tipis.
"Perangkat yang dihasilkan (dengan metasurfaces) dapat menangkap cahaya seperti lensa kamera normal, tetapi (ukuran lensanya) ribuan kali lebih tipis. Dan juga fleksibel," kata Daniel Andrén, penulis utama riset penemuan itu dan sekaligus mahasiswa Doktoral di Departemen Fisika di Chalmers.
Selama sepuluh tahun terakhir sebenarnya telah terjadi revolusi dalam teknologi optik. Ponsel, misalnya, telah memiliki kamera yang sebanding kualitasnya dengan kamera DSLR. Pemrosesan tangkapan cahaya diolah dengan chip komputer kecil yang canggih dan perangkat lunak, lalu gambar diciptakan kembali dengan bantuan LED berwarna kecil.
Kendati demikian, teknologi lensa kamera belum banyak berubah. Mayoritas lensa saat ini masih memakai prinsip fisik yang sama dengan prototipe pertamanya pada abad ke-16 lalu. Dalam sedekade terakhir, peneliti telah mulai bekerja dengan bahan metasurfaces untuk memperbaharui lensa.
Penemuan ilmuwan Chalmers menjadi penting lantaran teknologi baru mereka bisa mempercepat proses pembuatan metasurfaces. Sebelumnya, untuk membuat metasurfaces butuh waktu yang lama. Terlebih untuk kebutuhan produksi massal.
Adapun teknologi baru itu menggunakan bahan kimia yang tidak berbahaya. Mesin yang digunakan juga sudah umum di laboratorium manufaktur nano saat ini. Berarti hal ini memungkinkan banyak peneliti bisa mempelajari metasurfaces.
"Metode kami bisa menjadi langkah menuju produksi skala besar metasurfaces. Itulah tujuan yang sedang kami upayakan hari ini. Metasurfaces dapat membantu kita menciptakan efek yang berbeda dan menawarkan berbagai kemungkinan teknologi," kata Ruggero Verre, seorang peneliti di Departemen Fisika di Chalmers dan penulis riset ini.