Kamis 11 Jun 2020 17:45 WIB

Facebook Cabut Larangan Iklan Masker Wajah Non-Medis

Sebelumnya, Facebook melarang iklan masker non-medis sejak Maret lalu.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Nora Azizah
Facebook mencabut sebagian larangan iklan masker wajah (Foto: ilustrasi Facebook)
Foto: Ubergizmo
Facebook mencabut sebagian larangan iklan masker wajah (Foto: ilustrasi Facebook)

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Facebook mencabut sebagian larangan iklan masker wajah. Sekarang ini akan memungkinkan bisnis pihak ketiga untuk mengiklankan masker kain dan penutup wajah non medis lainnya, seperti bandana.

Facebook telah mengumumkan hal ini pada Rabu (10/6). Seperti yang diketahui, perusahaan pertama kali melembagakan pelarangan di seluruh situs untuk iklan semua bentuk masker wajah, termasuk masker medis dan pernapasan pada Maret.

Baca Juga

Ini karena ada kekurangan masker skala nasional dan kekhawatiran bagi staf medis dan pekerja yang berada di garda terdepan lainnya selama pandemi COVID-19. Larangan tersebut juga dirancang untuk melindungi pengguna akun dari penipuan, pemasaran yang menyesatkan dan pelanggaran lainnya.

Alasannya, karena Facebook tidak dapat secara wajar memeriksa setiap masker wajah yang diiklankan. Saat itu, promosi iklan masker wajah memembanjiri pasar daring pada awal Maret.

Ketika penyebaran virus corona baru mulai meluas di seluruh Amerika Serikat (AS) awal tahun ini, lonjakan permintaan produk pembersih, masker wajah dan barang-barang rumah tangga lainnya menciptakan kesulitan unik untuk pasar iklan daring dan perusahaan e-commerce.

Pedagang telah menentukan harga tinggi, membuat klaim kesehatan palsu, dan gagal mengirimkan batang yang dibeli. Ini membuat Amazon, Facebook, Google dan perusahaan lain untuk melembagakan sejumlah larangan, serta langkah-langkah lain untuk mengurangi perilaku eksploitatif.

Pada April, Pusat Pengendalian Penyakit AS menyesuaikan panduan masker wajah. Alhasil, Facebook mencabut larangan untuk memudahkan orang menemukan dan membeli masker kain. Larangan itu tetap berlaku untuk masker medis  dan pernapasan, seperti N95 buatan 3M.

3M menggugat penjual Amazon Marketplace karena menjual masker N95 palsu dengan harga tinggi. Ini menggambarkan masalah yang sedang berlangsung.

“Banyak otoritas kesehatan sekarang menyarankan untuk memakai masker non medis. Di beberapa tempat masker diperlukan untuk kegiatan seperti mengambil transportasi umum atau mengunjungi toko. Kami telah melihat orang dan bisnis dari semua ukuran bekerja untuk memenuhi kebutuhan ini,” kata Direktur Manajemen Produk Facebook, Rob Leathern menulis dalam unggahan blog, seperti yang dilansir dari The Verge, Kamis (11/6).

Facebook masih memberlakukan beberapa batasan. Dikatakan perusahaan atau pedagang independen harus memiliki akumulasi setidaknya empat bulan searah periklanan di Facebook untuk disetujui masuk ke dalam pasar masker.

Leathern menjelaskan mereka telah melihat presentase tinggi dari iklan yang melanggar kebijakan, yakni mempromosikan pasokan medis selama larangan sementara  untuk menjual hanya masker non medis di negara tempat penjual berada.

Perusahaan juga mempertahankan larangannya terhadap iklan yang membuat klaim medis atau produk apa pun yang dipasarkan dengan kata-kata kesehatan atau terkait COVID-19. Terutama, itu berarti produk yang dapat diiklankan akan berupa masker kain buatan tangan dan bentuk lain dari penutup wajah yang terbuat dari kain atau bahan yang bisa digunakan kembali.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement