REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Akibat meluapnya Sungai Bone, sejumlah ternak hanyut dan kebun serta sawah milik warga di Kecamatan Pinogu, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, terendam. Sekretaris Desa Dataran Hijau, Nurdin Maini, saat dihubungi Antara mengabarkan, hujan deras mengguyur Pinogu yang berada di area hulu sejak Rabu (10/6) malam.
"Kemudian tadi pagi air mulai naik di Sungai Bone dan semua anak sungainya. Pengalaman kami kalau sudah seperti itu kondisinya, maka akan terjadi banjir besar sampai ke bagian hilir sana," kata dia, Kamis (11/6).
Pihaknya belum mendata semua kerugian material yang dialami. Namun ia memastikan luapan sungai tersebut merusak hasil kebun serta menghanyutkan pondok dan kandang milik warga.
"Air hanya sampai di kebun, tidak sampai ke pemukiman kami. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa," ujarnya.
Nurdin dan warga lainnya juga berinisiatif menghubungi keluarga dan kerabatnya yang tinggal di bagian hilir, termasuk di Kota Gorontalo untuk mengingatkan kemungkinan banjir. Menurut dia, meluapnya semua anak sungai di wilayah itu jarang terjadi.
"Banjir besar pernah terjadi tahun 2006 dan itu juga sampai ke Kota Gorontalo. Tahun 2010 juga pernah sawah terendam, namun kali ini lebih parah," katanya.
Pinogu merupakan wilayah yang terdapat di bagian hulu dan cukup terisolir. Perjalanan menuju Pinogu membutuhkan waktu sekitar 12 jam berjalan kaki melintasi Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, atau sekitar empat hingga lima jam menggunakan ojek khusus.
Pinogu juga dikenal sebagai penghasil kopi, yang menjadi salah satu produk andalan Gorontalo.