REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menyebutkan, sampai hari ini terdapat 477 pedagang yang dinyatakan positif Covid-19. Sebanyak 27 di antaranya wafat.
"Identifikasi terakhir, dari data yang masuk ke kami per sore ini, para pedagang yang terkena Covid-19 itu sebarannya cukup banyak. Ada di 93 pasar yang kami catat ada klaster pasar di situ, tersebar di beberapa provinsi," ujar Ketua Umum Ikappi Abdullah Mansuri kepada Republika pada Kamis, (11/6).
Menurut dia, masalah terberat bagi pedagang di pasar yakni simpang siurnya isu yang berkembang di lapisan paling bawah, khususnya di pasar tradisional. "Ini membuat pedagang antara yakin dan nggak yakin tentang Covid-19," jelasnya.
Maka, kata Abdullah, Ikappi mendorong Pemerintah Daerah (Pemda) memiliki peran strategis untuk bersama menyosialisasikan bahaya Covid-19. Para pedagang, lanjutnya, juga harus disosialisasikan upaya menjalani protokol kesehatan.
"Kami juga dorong, agar protokol kesehatan dilakukan bersama demi yakinkan publik, kalau pasar tradisional adalah tempat transaksi jual beli yang aman dikunjungi. Ini sejalan dengan gerakan yang kami dengungkan yaitu Ayo Belanja ke Pasar Tradisional," tutur dia.
Abdullah menilai, menjalankan protokol kesehatan di pasar sangat penting. Misalnya memakai masker sebelum masuk pasar dan tidak boleh dilepas selama berada di pasar.
"Kemudian pengelola pasar harus siapkan sumber daya yang ada ada untuk persiapkan tes suhu badan sebelum masuk pasar. Baik tes suhu pedagang maupun pengunjung," kata Abdullah.
Ikappi, sambungnya, turut meminta pengelola pasar mana pun termasuk Pemda supaya aktif lakukan pertemuan virtual dengan kelompok blok atau kelompok di pasar. Tujuannya agar pedagang serta pembeli disiplin melakukan tahapan protokol kesehatan yang sudah disosialisasikan.
"Hal itu penting dilakukan. Sosialisasi ini bertujuan agar tidak ada miskomunikasi dan penolakan-penolakan yang terjadi di beberapa pasar saat ini, sehingga tidak ada lagi simpang siur informasi," jelas dia.