REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- MRT Jakarta mencatat peningkatan jumlah penumpang hingga belasan ribu pengguna sejak diizinkannya aktivitas kantor pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi. Angka peningkatan berlipat-lipat.
"Ya terjadi peningkatan, misalnya Rabu (10/6) ada 13.308 pengguna layanan kereta itu," kata Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar dalam paparannya di forum diskusi virtual bersama jurnalis di Jakarta, Kamis (11/6).
Menurut dia, jumlah penumpang memang naik lima hingga enam kali lipat dibanding pekan lalu. Namun belum signifikan dibanding hari normal karena sebagian kegiatan perkantoran juga belum dimulai.
Selain itu, katanya, mal-mal juga belum buka. "Nah ketika kegiatan perekonomian mulai dibuka pada minggu depan, kami sudah mulai memprediksi angka ini akan naik menjadi 20.000 sampai 30.000," katanya.
Sebelumnya pada tiga periode PSBB pengguna layanan MRT Jakarta hanya berkisar 2000 pengguna per hari dengan pembatasan jam operasional hanya 12 jam pukul 06.00-18.00 WIB. Saat ini jumlah pengguna diperkirakan dapat merangkak naik dengan jam operasional yang bertahap kembali normal mulai pukul 05.00 WIB-21.00 WIB.
William mengatakan pihaknya telah melakukan survei kepada 760 pelanggannya terkait penggunaan MRT seandainya PSBB berakhir. Hasilnya 91 persen respondennya tetap akan menggunakan MRT karena lebih efisien untuk mobilisasi dan 98 persen merasa aman menggunakan layanan dari BUMD milik Provinsi DKI Jakarta itu.
"Pada Juli nanti mudah-mudahan PSBB transisi berhasil dan kegiatan-kegiatan mulai aktif kembali, kita merencanakan atau punya skenario penumpang naik di angka 60.000-70.000 per hari," kata William.
Untuk menjaga kepercayaan penumpang terkait keamanan dan kebersihan di lingkungan MRT Jakarta, William mengatakan ada protokol khusus bernama 'Protokol Bangkit' selama layanan angkutan umum itu beroperasi berjalan beriringan dengan era normal baru.
"Bangkit itu akronim. Bersih, Aman, Nyaman, Go Green, Kolaborasi, Inovasi dan Tata Kelola yang baik. Kenapa bersih diutamakan? Karena baik penumpang maupun kereta harus dijaga kebersihannya seperti hand sanitizer ada di seluruh stasiun, kereta pun kita disemprot disinfektantiga kali sehari," kata William.
Bahkan untuk mendukung berjalannya protokol kesehatan yang sudah berjalan, MRT Jakarta, tambahnya menyediakan alat pemantau suhu tubuh berupa thermal scanner yang saat ini sudah ada di lima stasiun dan nantinya akan tersebar di seluruh stasiun MRT lainnya.