Kamis 11 Jun 2020 21:35 WIB

IKAPPI: Indikator Telur Infertil Bukan Hanya Harga Murah

Bentuk dan bau telur infertil juga memiliki perbedaan dengan telur konsumsi biasanya.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ratna Puspita
Peternak memanen telur ayam (ilustrasi). Identifikasi telur infertil di pasaran tidak hanya berupa harga yang murah, tetapi juga bentuk dan bau.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Peternak memanen telur ayam (ilustrasi). Identifikasi telur infertil di pasaran tidak hanya berupa harga yang murah, tetapi juga bentuk dan bau.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan, identifikasi telur infertil di pasaran tidak hanya berupa harga yang murah. Menurut dia, bentuk dan bau telur infertil juga memiliki perbedaan dengan telur konsumsi biasanya.

“Tidak harga saja, tapi paling tidak itu sebagai acuan. Bahwa harga telur sesungguhnya dari pengepul sekitar Rp 19-20 ribu, enggak mungkin di bawah Rp 15 ribu,” ujar dia, Kamis (11/6).

Baca Juga

Dia menambahkan, perbedaan harga mencolok tersebut menjadi hal yang perlu diperhatikan dan diwaspadai pedagang. Dia menambahkan, ciri-ciri telur infertil lainnya, yakni cepat busuk dan memiliki bentuk yang sedikit tidak simetris seperti biasanya.

“Kami minta internal pedagang kami terus berhati-hati dan melakukan langkah-langkah sesuai. Jangan sampai diimingi harga Rp 7 ribu dan hasilnya kurang baik,” tuturnya.

Dia mengaku, IKAPPI belum mendapat informasi lebih detil terkait telur infertil yang kini beredar di pasaran. Kendati demikian, ia menyatakan, saat ini IKAPPI sedang melakukan kajian dan identifikasi masalah terkait telur yang menyebar di berbagai pasar induk tersebut.

“Beberapa juga menyatakan bahwa ini sudah dijual di pasar Cikurubuk Tasikmalaya,” ucapnya.

Namun, IKAPPI juga akan mendalami kebenaran kasus yang ada tersebut. Sehingga, diharapkan kabar ketidakpastian yang beredar itu tidak membuat pedagang merugi karena efeknya.

“Sekali lagi, kami terus melakukan komunikasi dan identifikasi, agar ini bisa dihindari,” ungkap dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement