Kamis 11 Jun 2020 21:49 WIB

Cakupan Imunisasi Dinkes Turun Akibat Covid-19

Cakupan imunisasi menurun, meski tetap dilakukan pelayanan kepada masyarakat.

Petugas pusat kesehatan masyarakat memberikan imunisasi vaksin difteri, campak rubella dan vaksin tetanus pada seorang anak.
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Petugas pusat kesehatan masyarakat memberikan imunisasi vaksin difteri, campak rubella dan vaksin tetanus pada seorang anak.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel, dr Nurul Amin mengakui bahwa pandemi Covid-19 mengakibatkan cakupan imunisasi menurun, meski tetap dilakukan pelayanan kepada masyarakat.

Nurul di Makassar, Kamis (11/6) mengemukakan cakupan imunisasi tahun 2020 belum maksimal jika dibandingkan dengan 2019. Hal ini telah berlangsung sejak awal hingga masa pandemi Covid-19 empat bulan terakhir, Januari sampai April.

Baca Juga

"Pengaruh pandemi memang luar biasa, tetapi program imunisasi rutin masih dapat dilaksanakan oleh tim puskesmas, meski hasilnya memang belum memenuhi target," ungkapnya.

Ia berujar pelaksanaan imunisasi di lapangan tetap mengikuti protokol kesehatan. Bahkan beberapa daerah melakukan layanan bergerak langsung ke sasaran. "Mudah-mudahan bisa diperbaiki dalam tiga bulan ke depan untuk penuhi semua sasaran dan target 2020," katanya.

Sementara pada pelayanan tenaga kesehatan di berbagai posyandu, termasuk di rumah warga dan puskesmas tetap menyesuaikan dengan situasi pandemik virus corona. Yakni disiplin protokol kesehatan seperti menggunakan masker, jaga jarak dan selektif melakukan tindakan.

Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Makassar, Zakiah Darajat mengemukakan salah satu hambatan pelaksanaan posyandu ialah kekhawatiran para orangtua tertular virus corona akibat dari berkerumun. Sehingga diakui pula bahwa penurunan kunjungan imunisasi di masa pandemik terjadi akibat pemberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di Kota Makassar.

"Bila dibandingkan dengan kondisi normal, ini wajar, yang penting ialah mengejar ketertinggalan artinya yang belum diimunisasi bisa diberikan pada saat beberapa minggu lalu sampai semua sasaran terpenuhi," katanya.

Pada sisi lain, Zakiah juga menyampaikan bahwa ketidakpatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan seperti menjaga jarak menjadi hambatan pelaksanaan imunisasi di tengah masyarakat. Menurutnya, masyarakat masih sangat sulit untuk melakukan sosial distancing sehingga Dinkes Makassar masih menunggu pengaturan pelayanan posyandu di masa new normal atau tatanan hidup baru.

"Beberapa waktu sebelumnya posyandu pernah dibuka dan diatur jarak kedatangannya, tetapi setelah pulang, mereka malah berkerumun dan bercerita," katanya.

Maka dari itu, layanan imunisasi tetap dilakukan di puskesmas agar cakupan terpenuhi dan pelaksanaan imunisasi tetap terlaksana. Sekaligus petugas imunisasi puskesmas juga melakukan sweeping dan defaulter tracking.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement