Kamis 11 Jun 2020 22:14 WIB

Industri Pariwisata Didorong Lakukan Remodelling Bisnis

Seluruh stakeholder pariwisata harus tetap menjalankan protokol kesehatan

Red: Nidia Zuraya
Papan peringatan tidak berkerumun dipasang di kawasan Candi Prambanan, Yogyakarta, Kamis (11/6). Industri pariwisata perlu melakukan remodelling bisnis agar bisa bertahan di masa pandemi Covid-19.
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Papan peringatan tidak berkerumun dipasang di kawasan Candi Prambanan, Yogyakarta, Kamis (11/6). Industri pariwisata perlu melakukan remodelling bisnis agar bisa bertahan di masa pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak pandemi Covid-19 didorong melakukan penyesuaian (remodelling) bisnis. Hal ini agar industri pariwisata tetap bisa bertahan dan berkembang.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio saat menjadi pembicara dalam webinar "Kebangkitan Parekraf di Era Normal Baru" yang diselenggarakan oleh DPP Prajaniti Hindu Indonesia, Kamis (11/6), mengatakan pihaknya telah menyiapkan protokol kenormalan baru untuk nantinya dapat diterapkan di semua lini pariwisata dan ekonomi kreatif.

Baca Juga

"Kita telah menyiapkan protokol dan saat ini sedang dilakukan harmonisasi dari semua kementerian yang tangani bidang-bidang tertentu untuk nantinya diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan," kata Wishnutama.

Protokol kenormalan baru yang fokus pada aspek kebersihan, kesehatan, dan keamanan itu juga sebagai panduan bagi seluruh pemangku kepentingan dalam melakukan remodelling tersebut.