REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Allah SWT menurunkan Alquran dengan menggunakan bahasa Arab, tujuannya agar manusia dapat memahami Alquran.
Namun demikian, orang yang pandai berbicara atau mengerti bahasa Arab belum tentu memahami secara komprehensif isi Alquran.
Untuk itulah umat Islam dianjurkan untuk belajar memahami Alquran dengan seksama. Hal ini sebagaimana firman Allah yang paling pertama, yakni perintah tentang iqra (membaca, mempelajari, meneliti, dan menelaah lebih jauh).
Kepastian Alquran diturunkan dengan bahasa Arab diabadikan pula dalam Alquran surat Yusuf ayat 2 berbunyi:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Inna anzalna Qur’anan ‘Arabiyyan la’allakum ta’qilun,”. Yang artinya: “Sesungguhnya Kami menurunkan Alquran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”
Ahmad Sarwat dalam buku Keliru dalam Memahami Alquran menjelaskan, jika terdapat orang yang belajar bahasa Arab agar bisa memahami Alquran, hal itu kurang tepat.
Orang yang ingin mempelajari bahasa Arab memang harus diapresiasi, namun memahami Alquran hanya bermodalkan bisa berbahasa Arab nantinya barulah langkah awal yang masih membutuhkan proses panjang lagi.
Para mufasir (ahli-ahli tafsir) tidak hanya memiliki kemampuan berbahasa Arab dengan fasih. Namun mereka memiliki berbagai perangkat, tools, hardware, hingga software disiplin ilmu yang luas untuk dapat menafsirkan Alquran dengan baik.