Jumat 12 Jun 2020 00:11 WIB

Anies: Tempat Ibadah Berisiko Tinggi Penularan Covid-19

Tempat berkumpulnya orang menjadi salah satu tempat berisiko bagi penyebaran wabah.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
Foto: Republika/Thoudy Badai
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan tempat ibadah di Ibu Kota memiliki risiko tinggi sebagai lokasi untuk penularan Covid-19. Hal itu bisa terjadi jika tidak dikelola dengan baik dan disiplin.

"Tempat berkumpulnya orang menjadi salah satu tempat berisiko bagi penyebaran wabah. Selain pusat kegiatan ekonomi, sosial, olahraga, tak terkecuali tempat ibadah juga memiliki risiko apabila tidak dikelola dengan baik dan disiplin," tulis Anies dalam seruannya, di Jakarta, Kamis (11/6).

Baca Juga

Seruan Gubernur DKI Jakarta Nomor 13 Tahun 2020 tentang Penerapan Protokol Kesehatan Covid-19 dalam Kegiatan Peribadatan itu, adalah dalam usaha penguatan masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal itu akan menentukan apakah Jakarta bisa kembali berkegiatan secara aman, sehat dan produktif, atau harus kembali kepada pengetatan segala kegiatan umum.

"Oleh karena itu, kami serukan kepada saudara-saudara semua untuk memperhatikan dan menjalankan protokol kesehatan di rumah ibadah dengan sangat serius," tulis Anies.

Ada lima prinsip utama yang tertuang dalam seruan gubernur tersebut. Pertama, hanya yang sehat yang boleh keluar rumah. Jangan ke rumah ibadah bila sedang tidak sehat.

Kedua, selalu memakai masker dengan benar setiap saat. Ketiga, menjaga jarak antar orang minimal satu meter. Keempat, menghindari kontak fisik dan kelima menjaga jumlah orang di dalam rumah ibadah di bawah 50 persen dari daya tampung.

"Lalu beri perlindungan ekstra pada anak-anak di bawah 10 tahun, lansia di atas 60 tahun dan ibu hamil. Sebisanya dihindarkan mereka dari kerumunan massa," tulis Anies.

Setiap lembaga otoritas agama yang mengatur rumah ibadah masing-masing agama di Jakarta, telah mengeluarkan panduan beribadah di rumah ibadah secara aman dan sehat. Pemprov DKI Jakarta mengharapkan panduan ini ditaati sepenuhnya oleh setiap pengelola rumah ibadah.

Kemudian dalam seruan itu, bagi para jamaah, jangan ragu mengingatkan pengelola maupun sesama jamaah bila ada yang tidak menaati protokol yang telah disiapkan demi keselamatan bersama. Karena hanya dengan kedisiplinan bersama masa pandemi ini bisa dilewati.

"Diharapkan menggunakan semua jalur komunikasi, termasuk alat pengeras suara di rumah ibadah untuk mengabarkan ketentuan-ketentuan di atas kepada lingkungan. Semoga Allah SWT merahmati Kota Jakarta dan melindungi kita," ucap Anies.

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement