REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Komisi Uni Eropa mendapatkan mandat dari negara-negara Benua Biru untuk membeli kandidat vaksin Covid-19 yang menjanjikan dari perusahaan farmasi mana pun. Eropa mengaku siap membeli vaksin tersebut asalkan bukan buatan Amerika Serikat (AS).
"Sumber dari produsen yang hanya akan memiliki kapasitas produksi di Amerika Serikat tidak akan benar-benar menjadi pilihan bagi kami," kata seorang pejabat Komisi Uni Eropa seperti diwartakan Reuters, Kamis (11/6).
Dia mengatakan, hal tersebut menyusul isyarat AS untuk tidak akan mengizinkan ekspor vaksin sebelum kebutuhan dalam negeri terpenuhi. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi perusahaan farmasi AS yang beroperasi di Eropa.
Rencana tersebut datang menyusul kekhawatiran bahwa Eropa tidak akan memiliki cukup akses apabila vaksin telah dikembangkan nanti untuk populasi mereka. Uni Eropa siap membayar hingga enam vaksin potensial dengan komitmen pemberian vaksin kapanpun jika tersedia.
Komisi Uni Eropa berencana akan meminta para menteri kesehatan negara Eropa untuk mendukung rencana tersebut. Pertemuan melalui video conference itu akan diadakan pada Jumat (12/6) mendatang.
Rencana tersebut akan menawarkan jaminan keuangan kepada perusahaan farmasi yang menghadapi kerugian besar jika vaksinnya tidak berhasil. Seorang pejabat mengatakan bahwa biaya pembelian itu akan diambil dengan dana darurat Uni Eropa sebesar 2,4 miliar euro.
"Kami membayar di muka sebagian besar dari investasi yang dibutuhkan dengan imbalan komitmen dari produsen farmasi untuk memberi kami vaksin ketika tersedia," kata pejabat itu.
Meski demikian, belum informasi lebih jauh apakan rencana tersebut bakal mendapatkan dukungan dari negara anggota Uni Eropa. Kendati, komisi Uni Eropa siap membuat penawaran pekan depan apabila rencana itu disetujui.
Beberapa perusahaan farmasi saat ini tengah berlomba memproduksi vaksin Covid-19. Misalnya saja perusahaan farmasi asal Inggris AstraZeneca dan GlaxoSmithKline , perusahaan obat Prancis Sanofi dan farmasi AS Pfizer, Novavax, Johnson & Johnson dan Moderna adalah beberapa perusahaan yang sedang menguji coba vaksin.