REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan teknologi finansial peer to peer finacing (P2P financing), PT Ammana Fintek Syariah (Ammana) tetap hati-hati dalam menyalurkan pembiayaan di masa pandemi. Borrower berbasis digital jadi pangsa utama Ammana saat ini.
CEO & Founder Ammana, Lutfi Adhiansyah menyampaikan, ada beberapa produk yang dihentikan dan lainnya ditingkatkan. "Saat ini fokus penyaluran pada usaha yang punya basis digital, yang nondigital ditahan," kata Lutfi kepada Republika, Kamis (11/6).
Lutfi menjelaskan, Ammana memiliki dua produk yang terhenti penyaluran pembiayaannya karena pandemi, yakni pembiayaan umrah dan microfinance nondigital. Pengajuan pembiayaan oleh borrower, kata Lutfi, sebenarnya masih cukup banyak meski yang terlayani sangat selektif.
Sejumlah sektor terdampak seperti usaha informal yang tidak punya basis digital dihentikan penyaluran pembiayaannya. Contohnya, pedagang kaki lima, pedagang toko atau ruko yang tidak punya usaha online.
"Saat ini penyaluran dilakukan pada borrower yang masih potensial. Kami juga lakukan kerja sama dengan partner e-commerce untuk menyalurkan pembiayaan pada pedagang online di sana," kata Lutfi.
Sejak dibuat sejak akhir tahun 2019, pertumbuhan pembiayaan sektor digital Ammana bisa tumbuh 10 persen. Seiring dengan meningkatnya transaksi belanja digital, maka peluang dan potensi tumbuh UKM digital ini juga semakin tinggi.