REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif memperingatkan Amerika Serikat (AS) terhadap upaya untuk meningkatkan ketegangan. Dalam sebuah cicitan di Twitter, Zarif membeberkan serentetan langkah yang diambil oleh Gedung Putih untuk memicu ketegangan dengan Iran.
Zarif juga menulis kutipan dari laporan penilaian, pendapat penasehat, dan perintah oleh Pengadilan Internasional pada tahun 1971. Laporan itu khususnya mengklarifikasi bahwa pihak yang tidak mematuhi komitmennya tidak dapat mempertahankan hak dari hubungan itu.
"AS tidak memiliki hak untuk menyalahgunakan PBB dan IAEA (Badan Energi Atom Internasional) untuk menjelekkan Iran", ujar Zarif, dilansir Sputnik News.
Peringatan itu datang setelah Utusan Tetap Iran untuk IAEA Kazem Gharibabadi menulis surat kepada Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi bahwa Teheran akan mengambil tindakan balasan terhadap AS yang melanggar ketentuan Resolusi 2231 UNSC, yang berkaitan dengan JCPOA. Zarif mendesak Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk segera mempertimbangkan masalah tanggung jawab AS, atas konsekuensi penarikan dari JCPOA pada 2008 yang merupakan pelanggaran terhadap Piagam PBB dan hukum internasional.
Meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran terjadi setelah pembunuhan komandan Garda Revolusi Iran, Qasem Soleimani pada awal Januari di Irak. Sebagai tindakan balasan, Iran meluncurkan puluhan rudal di dua pangkalan militer yang menampung pasukan AS di Irak pada 8 Januari lalu. Kemudian, pada Februari, Teheran menyatakan, mereka tidak akan mematuhi batasan pada pengayaan uranium sesuai JCPOA.