Jumat 12 Jun 2020 16:16 WIB

Wapres: Bahaya Keterpurukan Ekonomi Sama Seperti Corona

Wapres menilai jika persoalan ekonomi tak diatasi bisa picu krisis.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Teguh Firmansyah
Wakil Presiden Maruf Amin.
Foto: ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA
Wakil Presiden Maruf Amin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengajak semua pihak bersiap menghadapi masa tatanan normal baru atau new normal. Ia mengatakan, untuk dapat menyukseskan new normal diperlukan kerja sama, baik pemerintah, pelaku usaha, praktisi pendidikan, praktisi kesehatan, maupun masyarakat.

"Karena itu kita harus bersiap untuk menghadapi  ini dan saya kira kita tidak perlu mempersoalkan tentang istilah itu, karena memang istilah itu menjadi istilah global, yang penting kita adalah bersiap diri menghadapi new normal," ujar Ma'ruf dalam rilis yang disampaikan Sekretariat Wakil Presiden, Jumat (12/6).

Baca Juga

Ma'ruf mengatakan, pada masa transisi ini, pemerintah akan fokus pada dua hal prioritas, yaitu penanggulangan Covid-19 dan bangkit dari keterpurukan ekonomi. Sebab, dua hal itu saat ini memiliki kedaruratan yang sama besarnya, selain dampak sosial dan kesehatan yang timbul akibat pandemi.

"Bahaya yang semula kita anggap kecil yaitu keterpurukan ekonomi, sekarang ini sudah menjadi bahaya yang sama besarnya (dengan Covid-19). karena itu pendekatan kita di dalam menghadapi situasi ini menghilangkan dua bahaya itu sekaligus," ujar Ma'ruf.

Maruf menerangkan, jika ekonomi tidak segera  diatasi maka akan menimbulkan krisis ekonomi yang akan sulit diatasi. Karenanya, itulah alasan masa new normal kini harus dilakukan. "Kenapa baru sekarang karena memang kita harus menunggu suasana yang tepat, sesuai dengan syarat yang harus dipenuhi ketika new normal itu dilakukan yaitu transmisi Covid-19 sudah terkendali," ungkapnya.

Meski new normal, pemerintah akan terus mendorong program-program percepatan pemulihan dampak Covid-19, disamping mendorong stimulus untuk dunia usaha dalam upaya pemulihan ekonomi. Untuk itu, agar program ini berhasil dijalankan, masyarakat diminta untuk patuh pada penerapan protokol kesehatan.

Yakni berperilaku hidup bersih dan sehat dengan menjaga jarak fisik atau physical distancing, rajin mencuci tangan, mengenakan masker, dan menghindari kerumunan. “Pemerintah sudah bertekad untuk berusaha. Karena itu saya berharap semua masyarakat bisa menjaga diri patuh terhadap aturan-aturan itu,” katanya.

"Sekali lagi saya berharap semua masyarakat bisa melakukan itu, apabila itu (protokol kesehatan) kita bisa laksanakan dengan baik, Insya Allah new normal akan dapat kita lalui dengan baik dan kita bisa menghilangkan dua bahaya itu, yaitu darurat Covid 19 dan darurat keterpurukan ekonomi."

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement