REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia merasa tak bisa dibandingkan secara langsung dengan negara-negara seperti Korea Selatan, Malaysia, dan Vietnam terkait penanganan Covid-19. Perbandingan yang dimaksud adalah angka tes Covid-19 per satu juta penduduk di Indonesia yang masih rendah ketimbang negara-negara tersebut.
Pemerintah tidak menjelaskan berapa angka perbandingan tes Covid-19 per 1 juta penduduk di Indonesia. Namun, berdasarkan rilis terbaru Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, jumlah spesimen yang selesai diperiksa baru sebanyak 478.953 sampel.
Dengan mengacu pada data di worldometers, dengan jumlah penduduk 273 juta, maka perbandingan tes Covid-19 per 1 juta penduduk Indonesia kurang lebih 1,752 tes (per 1 juta penduduk). "Dari jumlah spesimen yang kita update, kita bisa melihat bahwa kalau dihitung jumlah orang yang dites, kalau kita hitung seluruh angka nasional per 1 juta penduduk masih sedikit nilainya. Tapi kita pahami bersama bahwa setiap daerah memiliki ancaman epidemiologi berbeda," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, Jumat (12/6).
Menurutnya, Indonesia memiliki karakteristik negara kepulauan yang tentu saja berbeda dengan negara lain yang wilayahnya didominasi daratan. Belum lagi, sebaran kepadatan penduduk di Indonesia yang beragam antara satu pulau dengan pulau lainnya.
"Kita tahu negara kita kepulauan, ini menjadi barier terkait risiko ancaman pandemi. Sehingga tidak memiliki ancaman yang sama dari satu pulau lain dan satu komunitas dengan lainnya," kata Yurianto.
Hal tersebut lah yang menurut Yurianto membuat Indonesia tidak bisa dibandingkan secara langsung dengan negara seperti Korea Selatan, Malaysia, bahkan Vietnam dalam penanganan Covid-19. "Misalnya Korea, yang merupakan negara daratan. Tes per 1 juta penduduk 28.810. Kalau Malaysia, 19.120. Kalau Vietnam 2.827," ujar Yurianto.
Penanganan Covid-19 di Tanah Air, menurut Yurianto, lebih tepat apabila dibedah secara spesifik per daerah. Provinsi DKI Jakarta misalnya, yang menurut catatan pemerintah telah melakukan pemeriksaan per 1 juta penduduknya hingga 17.954. Bila merujuk pada DKI Jakarta saja, maka Indonesia tidak kalah jauh dibanding Korea Selatan dan Malaysia.
"Artinya angka ini tidak mengesankan bahwa kita tidak tangani dengan baik. Tidak mungkin seluruh wilayah Tanah Air dengan wilayah kepulauan luas kita analogikan dengan negara yang hanya satu daratan, dengan penduduk lebih sedikit dibanding Indonesia," jelas Yurianto.
Jika merujuk pada provinsi episentrum, Yurianto mengklaim pemerintah telah melakukan hal yang sama dengan Korea Selatan atau Malaysia, yakni melakukan pemeriksaan dalam jumlah banyak. Selanjutnya, pemerintah akan menerapkan apa yang sudah dilakukan di DKI Jakarta di provinsi lain yang angka kasusnya masih tinggi.
"Kita terus mengitung potensi ancaman daerah yang memiliki karakteristik yang sama dengan DKI. Misalnya Surabaya, Makassar," katanya.
Namun Yurianto baru mengambil DKI Jakarta sebagai percontohan di Indonesia. Ia tidak menjelaskan perkembangan tes Covid-19 di provinsi lain dengan angka penambahan kasus yang cukup signifikan, seperti Jawa Timur, Sulawesi Selatan, atau Kalimantan Selatan.