REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Isa Rachmatarwata mengakui pembatasan sosial menyebabkan pihaknya sulit melakukan peninjauan dan penilaian aset ke lapangan. Salah satunya untuk menilai aset di ibu kota baru, Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Isa mengatakan, untuk menilai aset, para penilai tentu membutuhkan kunjungan langsung ke lapangan. Tapi, seiring kondisi pandemi Covid-19 yang menyebabkan restriksi mobilisasi dan social distancing, kegiatan tersebut harus dihentikan.
"Itu alasan teknis sehingga saat ini belum ada progress (penilaian aset) karena terkendala dalam melihat hal yang sifatnya fisik di lapangan," tuturnya dalam diskusi dengan media secara teleconference, Jumat (12/6).
Selain terkendala kebijakan restriksi mobilisasi, Isa menambahkan, keputusan pemerintah untuk tidak melanjutkan penilaian aset ibu kota baru adalah fokus pemerintah saat ini terhadap penanganan pandemi.
Secara umum, Isa menekankan, konsentrasi pemerintah kini tidak sedang menyiapkan ibu kota baru secara masif, melainkan menangani Covid-19. Baik dari sisi kesehatan, dampaknya ke sosial ekonomi masyarakat maupun kelangsungan dunia usaha.
Pemerintah akan melanjutkan kajian dan diskusi usai pandemi. Isa menegaskan, sampai saat ini, tidak ada rencana pembatalan rencana pembangunan ibu kota baru. "Presiden belum membuat sikap yang membatalkan. Tapi sekarang konsentrasinya masih ke Covid," katanya.
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyebutkan, pemerintah akan tetap melanjutkan proyek pembangunan ibu kota baru. Bappenas bahkan kini sedang melanjutkan pembahasan rencana induknya.
"Sudah banyak orang yang bertanya kapan mulai (pembangunan)? Saya bilang, kami sedang siapkan masterplan," ujarnya dalam diskusi online, Selasa (9/6).
Suharso mengatakan, proyek pembangunan tersebut akan mampu membantu menggerakkan roda perekonomian yang kini tengah lesu akibat pandemi. Sebab, pembangunan ibu kota baru akan menghidupkan banyak bisnis di Kalimantan maupun daerah sekitarnya, seperti Sulawesi.