REPUBLIKA.CO.ID,GARUT -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut belum memutuskan dengan pasti perihal kelanjutan karatina mandiri di Kampumg Baeud, Desa Samida, Kecamatan Selaawi. Keputusan kelanjutan karantina mandiri bergantung pada tingkat keikutsertaan warga mengikuti tes swab massal yang dilakukan Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Jawa Barat (Jabar) da Kabupaten Garut.
Camat Selaawi, Ridwan Effendi mengatakan, dalam pelaksanaan tes swab massal yang digelar pada Kamis (11/6) ditargetkan 1.000 warga Kampung Baeud ikut serta. Namun, hingga pelaksanaan tes swab berakhir, hanya 358 orang yang mengikuti tes swab.
"Hari ini kita tidak lanjut karena tim medis melakukan tes swab massal di Pasar Desa Cirapuhan dan hasilnya mencapai target di pasar. Tapi untuk di Desa Samida tidak mencapai target karena berbagai masalah teknis," kata dia, ketika dihubungi Republika.co.id, Jumat (12/6).
Ia menjelaskan, pelaksaan tes di Kampung Baeud pada Rabu tak memenuhi target karena waktunya terbatas. Selain itu, kunjungan langsung Gubernur Jabar Ridwan Kamil ke lokasi pada saat pelaksanaan tes juga cukup menyita waktu. Karena itu, target 1.000 warga mengikuti tes swab belum tercapai seluruhnya.
Menurut Ridwan, jika melihat antusias warga ketika menjelang berkahir tes swab cukup tinggi. Ia menyebut, semakin sore semakin banyak warga yang datang. Sementara petugas sudah kelelahan. Karenanya, tes swab dihentikan. "Mungkin besok insyaAllah dilanjut di Kampung Baeud," kata dia.
Ihwal karantina mandiri Kampung Baeud, ia menjelaskan, akan diakhiri dengan catatan jika tes swab massal yang dilakukan memenuhi target. Sekalipun tidak sampai 100 persen, kata dia, paling tidak mendekati. Dengan begitu, Supaya bisa dipastikan di Kampung Baeud sudah aman dari Covid-19.
"Jadi lanjut atau tidaknya, kita lihat besok. Kita akan evaluasi kembali," kata dia.
Ridwan bergarap, warga tetap antusias juga ikut tes swab. Ia optimistis target 1.000 warga Kampung Baeud melaksanakan tes swab dapat terpenuhi, mengingat pelaksaan tes swab massal pada Rabu warga sangat antusias tapi terbatas dengan waktu.
Ia menilai, tak terpenuhinya target awal hanya dikarenakan masalah waktu yang terbatas. Namun, secara prinsip masyarakat ingin mengikuti tes swab.
Ia menambahkan, jika hasil tes swab negatif, warga bisa menggunakannya sebagai surat ketarangan sehat. "Karena mereka dapat salinan hasil lab," kata dia.
Terkait hasil tes swab yang dilakukan pada Kamis, Ridwan mengatakan, hingga sata ini masih menunggu hasil pemeriksaan. Sebab, petugas baru membawa sampel tes swab itu pada Kamis malam. Kemungkinan, Jumat malam hasilnya baru dapat diketahui.
"Saya sih berharap karantina mandiri tidak dilanjut, karena kasihan juga. Jangankan 14 hari karantina, tiga hari juga sudah bosan," kata dia.
Sebelumnya, Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengatakan, karantina mandiri yang dilaksanakan di Kampung Baeud sejak Jumat (29/5) akan berkahir pada Jumat (12/6). Syaratnya, seluruh warga di kampung itu harus menjalani tes swab massal yang dilakukan oleh Gugus Tugas Covid-19.
"InsyaAllah karantina wilayah akan dibuka. Tapi warga harus menerapkan protokol kesehatan," kata dia saat memantau pelaksanaan tes swab massal di Kampung Baeud.
Sebelumnya diberitakan, karantina mandiri di Kampung Baeud rencananya akan dilanjut selama 14 hari. Namun terjadi penolakan oleh warga. Karena itu, Helmi memutuskan karantina mandiri tak akan dilanjut.
Jika dari hasil tes swab massal ditemukan ada warga yang positif Covid-19, ia mengatakan, hanya warga itu yang akan dibawa ke rumah sakit untuk menjalani isolasi. Sementara warga yang negatif dipersilakan kembali beraktivitas.
"Namun semua harus diperiksa, agar ada kepastiannya. Warga tak perlu takut," kata dia.