Jumat 12 Jun 2020 21:51 WIB

Ekonomi Pedesaan dan Logistik Paling Tahan Selama Pandemi

Dengan ditunjang teknologi digital yang mumpuni, ekonomi pedesaan akan tumbuh

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Petani program Desa Tani Dompet Dhuafa Jawa Barat (Jabar) di Lembang, Bandung Barat berinisiatif menjual sayuran produksi mereka secara online.
Foto: Dompet Dhuafa
Petani program Desa Tani Dompet Dhuafa Jawa Barat (Jabar) di Lembang, Bandung Barat berinisiatif menjual sayuran produksi mereka secara online.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pada awal 2021, Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) akan fokus pada pengembangan ekonomi pedesaan berbasis teknologi informasi. Menurut Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil (Emil),  pertanian, peternakan, perikanan, kelautan, pangan, dan logistik, menjadi sektor yang paling tahan terhadap dampak Covid-19. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Jabar akan memperkuat infrastruktur digital di pedesaan.

"Berdasarkan hasil kajian, ekonomi pedesaan dan logistik menjadi sektor yang paling tahan selama pandemi. Jadi kalau mau sukses dalam situasi apapun ternyata harus kembali ke urusan perut dan pengirimannya," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Kamis (11/6) malam. 

Emil mendorong generasi muda, lulusan-lulusan perguruan tinggi untuk kembali ke desa. Mereka didorong dorong untuk serius menggeluti ekonomi pedesaan.

"Selama pandemi telah terbukti bahwa ekonomi perkotaan itu rapuh. Covid-19 juga memang menyerang desa, tapi lebih disebabkan oleh pemudik dari perkotaan," katanya.

Emil optimistis, dengan ditunjang teknologi digital yang mumpuni, ekonomi pedesaan akan tumbuh signifikan dan berkembang semakin kuat. Apalagi, ditunjang dengan kekuatan sektor logistik.

Menurutnya, dengan dukungan infrastruktur IT dan logistik yang mumpuni, jangkauan pasar tidak akan menjadi masalah. Dimanapun usaha tersebut beroperasi, pemasarannya akan mampu menjangkau setiap pelosok negeri, bahkan ke ranah global.

Sementara menurut Presiden Direktur JNE, Mohamad Feriadi, pada awal-awal pandemi Covid-19 industri logistik sempat mengalami perlambatan sekitar 5 sampai -10. Namun, setelah memasuki pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang dilanjut dengan Ramadan, industri logistik berangsur pulih, bahkan tumbuh sekitar 5 persen-10 persen.

"Ini terjadi karena adanya pergeseran cara masyarakat dalam berbelanja selama pandemi. Banyak masyarakat yang memilih belanja online untuk menekan risiko penularan Covid-19," katanya. 

Menurutnya, kebutuhan pokok, alat kesehatan, dan alat rumah tangga, mendominasi pengiriman pada masa pandemi. Sementara pada awal-awal Ramadhan, pengiriman paket di Jawa Barat (Jabar), khususnya Tasikmalaya dan Cirebon, didominasi produk fesyen.

Selain mengalami peningkatan transaksi, kata Feriadi, sektor industri logistik pada pandemi ini juga tidak lepas dari tantangan. Salah satunya adalah banyaknya maskapai komersial yang mengurangi jadwal penerbangan. "Dalam aktivitas pengiriman logistik, kami mengandalkan penerbangan komersial," katanya. 

Feriadi mengatakan, akibat penutupan dan pengurangan sejumlah jadwal penerbangan komersial tersebut, pihaknya menutup sementara layanan pengiriman ke daerah tertentu. Ia memastikan, layanan akan kembali dibuka setelah penerbangan ke daerah tersebut kembali dibuka. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement