Jumat 12 Jun 2020 22:44 WIB

Masyarakat Diminta Bijak Pilah Informasi tentang Corona

Kalau sekarang aksesnya dari media sosial, jadi bisa dimulai dari situ dulu.

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Muhammad Akbar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) bersama Ketua Jabar Bergerak Atalia Praratya mengamati content aplikasi Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 (Pikobar) usai peluncuran aplikasi tersebut di Jabar Command Center, kompleks Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (20/3). Aplikasi Pikobar diharapkan dapat memberikan layanan dan informasi terkait perkembangan wabah Corona atau Covid-19 kepada masyarakat dengan mudah.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) bersama Ketua Jabar Bergerak Atalia Praratya mengamati content aplikasi Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 (Pikobar) usai peluncuran aplikasi tersebut di Jabar Command Center, kompleks Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (20/3). Aplikasi Pikobar diharapkan dapat memberikan layanan dan informasi terkait perkembangan wabah Corona atau Covid-19 kepada masyarakat dengan mudah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat diminta bijak saat memilah informasi tentang virus corona SARS-CoV2 (Covid-19). Apalagi masyarakat yang tidak memiliki dasar ilmu kesehatan diminta bijak ketika mendapatkan informasi Covid-19.

Tim pemulasaran jenazah Rumah Sakit Darurat (RSD) wisma atlet Puskes TNI Reza Ramdhoni meminta masyarakat luas yang tidak memiliki dasar ilmu tentang kesehatan supaya bijak dalam menyaring informasi yang masuk.

"Kalau sekarang aksesnya dari media sosial, jadi bisa dimulai dari situ dulu. Kita harus bijak mengikuti informasi-informasi yang masuk," ujarnya saat konferensi pers bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha BNPB Jakarta, Jumat (12/6).

Setelah bersikap bijak, dia meminta masyarakat mempelajari seperti apa karakteristik virus ini. Kemudian, ia meminta masyarakat mempelajari cara menghindarinya dan banyak informasi yang bisa diaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Yaitu memakai masker, cuci tangan, jaga jarak, kemudian menjaga imunitas tubuh. 

Ia meminta masyarakat tidak main-main dan menganggap remeh virus ini. Karena itu, ia meminta influencer yang pernah terinfeksi virus ini dan sembuh atau survivor untuk ikut menyebarkan informasi pengalamannya ketika paru-parunya terserang infeksi akhirnya kesulitan bernapas.

"Padahal biasanya dengan mudah menghirup dan menghembuskan udara tetapi ketika terinfeksi virus maka paru-paru rusak sangat berat," katanya.

Pengalaman-pengalaman seperti itu diharapkan bisa menambah wawasan mengenai corona dan tidak dianggap enteng. Terlebih, ia menegaskan tidak ada yang kebal dari penularan virus ini. Artinya ia menyebut semua bisa menjadi korban termasuk dokter.

Jika masih nekat mengabaikan virus ini, ia mengingatkan jenazah orang yang terinfeksi Covid-19 dikuburkan dalam kondisi menyedihkan. Mulai dari tidak ada yangmenyaksikan ketika pemakaman hingga tidak ada keluarga yang diperkenankan untuk mengurus jenazah.

"Itu sangat sedih ketika terjadi di diri kita atau orang lain," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement