Jumat 12 Jun 2020 23:49 WIB

Obat Ibnu Athaillah Assakandary agar Jauh dari Penyakit Hati

Tokoh sufi Ibnu Athaillah memberikan obat agar terjauh dari penyakit hati.

Tokoh sufi Ibnu Athaillah memberikan obat agar terjauh dari penyakit hati. Ilustrasi uzlah
Foto: Antara//Adeng Bustomi
Tokoh sufi Ibnu Athaillah memberikan obat agar terjauh dari penyakit hati. Ilustrasi uzlah

REPUBLIKA.CO.ID, Berkembangnya rasa keikhlasan manusia sangat dipengaruhi gersang tidaknya hati manusia. Kegersangan hati manusia hanya bisa terobati oleh kedekatan dirinya pada Allah SWT. Bagaimana untuk bisa terus mendekatkan diri kepada Allah SWT? 

Ibnu Athaillah Assakandary dalam Syarah Hikam menyebutkan bahwa dalam diri manusia terdapat bagian yang namanya al-qalbu (hati). Hati ini bisa membuat manusia sejahtera dan bisa pula membuat manusia sakit.

Baca Juga

Selanjutnya, dia mengatakan bahwa hati ini pula yang membuat tumbuhnya iman, tempat berseminya makrifat kepada Allah SWT, dan berkembangnya rasa keikhlasan.

Hanya ada satu cara, yaitu beruzlah. Menurut Ibnu Athaillah, yang dimaksud dengan uzlah adalah menghadapkan hati secara terarah khusus kepada Allah SWT. Dengan demikian, menurut dia, hati akan terbebaskan dari masuknya gambaran-gambaran lain selain Allah SWT.

Menurut Syekh Zarruq, orang yang ber-uzlah terbagi dalam tiga bagian. Pertama, orang yang beruzlah dengan hatinya saja sementara badannya tidak. Kedua, orang yang beruzlah badannya saja sementara hatinya tidak. Ketiga, orang yang ber-uzlah baik badan maupun hatinya.

Orang yang beruzlah menurut kriteria pertama adalah orang yang dapat memelihara hatinya dari keadaan sekitar dia. Meski hidup di tengah kemaksiatan, ia tidak terpengaruh oleh keadaan sekitarnya.

Orang yang beruzlah menurut kriteria kedua adalah orang yang terpengaruh oleh keadaan sekitarnya meskipun ia tinggal menyendiri. Sedangkan orang yang ber-uzlah menurut kriteria ketiga adalah orang yang benar-benar menjauhkan diri dari keadaan sekitarnya baik fisik maupun hatinya.

Uzlah yang terbaik menurut Ibnu Athaillah adalah uzlah-nya ahlun nihayah atau manusia yang berada pada tingkat sempurna. Berdasar penjelasannya, orang yang berada pada tingkat ini, ciri-cirinya lebih dekat dengan pelaku uzlah yang masuk kelompok pertama.

Orang yang masuk kriteria pertama ini hidupnya diibaratkan seekor ikan yang hidup di laut. Ikan laut tidak akan terasa asin walaupun ia hidup di air laut yang begitu asin.

Begitulah hidup orang yang beriman, sangat dekat kepada Allah SWT. Ia tidak terpengaruh oleh keadaan sekitarnya yang penuh kemungkaran. Dia justru terus melawan kemungkaran itu.

Dakwah baginya merupakan kewajiban dalam rangka mencegah kemungkaran dan menegakkan yang makruf (QS Ali Imran: 104, 110). Tentu saja dakwah yang dilakukan adalah dakwah yang sesuai dengan perintah Allah SWT dan tuntunan Rasulullah SAW.

Dakwah yang mengajak manusia untuk beriman kepada Allah SWT dengan cara memberi hikmah, memberi teladan yang baik, dan memperlakukan manusia dengan rasa kemanusiaan (QS An-Nahl: 125).

Dengan dakwah seperti itu, manusia yang mendapatkan dakwahnya dapat melakukan uzlah untuk mencapai tingkat kesempurnaan (uzlah ahlun nihayah). Mudah-mudahan, dengan beruzlah kita semua bisa mencapai derajat takwa yang juga sempurna.

 

sumber : Harian Republika
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement