REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid menyampaikan bahwa pengamalan nilai-nilai Pancasila harus diterapkan pada kehidupan masyarakat berbudaya. Ia menegaskan, Pancasila bukan hanya untuk dihafalkan.
"Bentuk kecintaan Pancasila di masa kini yang bukan pada seberapa hafal akan Pancasila, namun harus bisa dilihat dalam praktek kehidupan sehari-hari," kata Hilmar, dalam keterangannya, Kamis (11/6).
Menurut Hilmar, pengamalan Pancasila di era milenial saat ini dapat diwujudkan dalam bentuk crowdsourcing informasi seperti kawalpemilu dan kawalcovid. Selain itu, ikut berpartisipasi dalam crowdfunding seperti kitabisa, patreon, dan sebagainya. Berkolaborasi secara digital dalam memproduksi karya budaya dan ikut serta dalam kerja kesukarelawanan di masa bencana secara spontanitas menjadi pengamalan Pancasila.
Hilmar juga menekankan para generasi milenial untuk terus mengenali sejarahnya dan kekuatannya untuk dapat saling bantu dan melakukan sesuatu yang luar biasa. "Kenali sejarahmu, kenali kekuatanmu untuk saling membantu dapat melakukan sesuatu yang luar biasa," kata dia.
Sementara itu, Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Asia Malang, Risa Santoso membagikan tips pentingnya gotong-royong untuk kesuksesan bersama. Ide sebagus apapun, kata dia, selain memerlukan eksekusi yang tepat juga memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak.
"Kolaborasi menjadi hal yang paling kuat diantara critical thinking, creativity, communication, dan collaboration," kata Risa.