REPUBLIKA.CO.ID, oleh Indira Rezkisari*
New normal. Kata-kata itu rasanya belum habis dikupas sejak dunia dilanda Covid-19.
Sebagai perempuan pekerja, istri, dan juga seorang ibu saya merasakan beban ekstra ketika seluruh anggota keluarga 'terpaksa dirumahkan'. Bukan faktor mencuci dan memasak yang berat bagi saya. Tapi seorang perempuan dituntut untuk menanggung beban emosional yang lebih besar bagi semua orang di rumah.
Apalagi ketika ada ketakutan memasukkan orang ke rumah akibat Covid-19. Banyak rumah yang memilih merumahkan dulu asisten pulang perginya yang biasa membantu menyapu, memasak, mencuci dan sebagainya. Sebagian lagi terpaksa merumahkan asistennya karena faktor ekonomi alias tidak sanggup membayar tenaga tambahan karena terkena PHK.