Sabtu 13 Jun 2020 18:46 WIB

Sinergi Antar Sektoral Kunci Ketahanan Pangan Era New Normal

Kementan mengantisipasi era New Normal lewat Agenda Darurat

Kementan mengantisipasi era New Normal lewat Agenda Darurat
Foto: BPPSDMP Kementan
Kementan mengantisipasi era New Normal lewat Agenda Darurat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 mempengaruhi seluruh aspek kehidupan bahkan telah mengubah paradigma, sehingga kebijakan-kebijakan baru harus ditata untuk menjawab tantangan pada Tatanan Normal Baru atau New Normal. Kementerian Pertanian RI harus menyikapinya dengan menetapkan 'strategi dan cara bertindak mendukung peran petani dan penyuluh dalam gerakan ketahanan pangan nasional'.

"Pandemi Covid-19 mempengaruhi produksi dan distribusi hasil produksi pertanian, akibat pembatasan sosial hingga isolasi mandiri. Tantangan tersebut harus diantisipasi dengan strategi yang saling membangun dari sisi pelaksana, pembiayaan dan pengawasan sehingga kebijakan yang dijalankan lebih efektif dan efisien," kata Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo seperti dikutip oleh Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi di Jakarta, Jumat (12/6).

Dedi Nursyamsi melalui kegiatan 'Mentan Sapa Petani dan Penyuluh' atau MSPP melalui videoconference menguraikan arahan Mentan Syahrul tentang 'strategi Kementan dan cara bertindak di era New Normal, yang disebutnya sebagai Agenda SOS/Emergency (agenda darurat).

Agenda Darurat yang dimaksud adalah menjaga stabilitas harga pangan, membangun penyanggah stok pangan utama di daerah, padat karya pertanian, jaring pengaman sosial, fasilitasi pembiayaan petani melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan asuransi pertanian, memperluas akses pasar melalui pengembangan toko tani dan usaha kemitraan.

"Sementara agenda jangka menengah antara lain padat karya lanjutan pasca Covid-19, diversifikasi pangan lokal, mendukung daerah-daerah defisit pangan, antisipasi kekeringan, menjaga semangat kerja pertanian melalui bantuan sarana produksi dan mesin pertanian," kata Mentan seperti dikutip Dedi Nursyamsi.

Tak kalah penting, katanya, adalah program pekarangan pangan lestari atau P2L, mendorong kelancaran distribusi pangan, penguatan ekspor pertanian dan penguatan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani) pada balai penyuluhan pertanian (BPP) di tingkat kecamatan.

Mentan Syahrul juga menguraikan tentang Agenda Permanen untuk jangka panjang meliputi peningkatan produksi pertanian 7 persen per tahun, penurunan kehilangan pasca panen (losses) menjadi 5 persen, ekstensifikasi tanaman pangan pada lahan rawa, penumbuhan pengusaha petani milenial, pengembangan korporasi petani, pengembangan B30 dan kelapa sawit, pertanian era 4.0, peningkatan ekspor tiga kali lipat dan peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement