REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI— Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengecam keras rencana aneksasi yang dilakukan Israel atas wilayah Palestina di Tepi Barat.
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, A Helmy Faishal Zaini, dalam keterangan kepada Antara di Jakarta, Sabtu (13/6).
"Israel harus menghentikan segala upaya yang secara langsung akan berakibat memperkeruh keamanan dan membuat perdamaian dunia terusik," ujar Helmy Faishal.
Dia mengapresiasi dan mendukung keputusan, gagasan dan upaya yang dilakukan Pemerintah Indonesia dalam menentang tindakan aneksasi Israel.
Menurut dia, Indonesia berperan penting dalam mendorong isu ini di forum internasional guna mewujudkan perdamaian di dunia.
"Kami kembali mendorong pemerintah Indonesia untuk terus melakukan upaya-upaya strategis guna mewujudkan perdamaian di negara-negara konflik, terutama di Palestina,” ujar dia.
Dia menjelaskan, upaya ini sejalan dengan amanat Muktamar 33 Nahdlatul Ulama di Jombang tahun 2015. Nahdlatul Ulama mendukung penuh kemerdekaan Palestina.
“Bagi Nahdlatul Ulama, apa yang terjadi di Palestina itu bukan konflik soal agama saja, namun lebih dari itu merupakan konflik kemanusiaan,” ujar dia.
Nahdlatul Ulama sendiri juga melakukan sejumlah langkah dan upaya strategis untuk membantu penyelesaian konflik di Palestina.
“NU secara intens menggalang komunikasi dengan berbagai pihak untuk memberi masukan demi pencapaian kedaulatan Palestina,” kata Helmy Faishal.
Sejak 1938, sikap NU tidak berubah. NU konsisten dan berkomitmen mendukung kemerdekaan dan kedaulatan Palestina. Oleh karena itu, pihak NU menyambut baik gagasan Pemerintah Indonesia yang diwakili Menlu Retno LP Marsudi.
"NU mendukung penuh tiga agenda penting terkait perdamaian di Palestina, yakni memberikan perlindungan bagi penduduk sipil Palestina, memulihkan kondisi sosial politik, dan juga mengupayakan perdamaian antara Israel dan Palestina," ujar dia.