REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Liga Primer Inggris akan turut mendukung kampanye Black Lives Matters. Nama pemain di baju belakang akan diganti dengan Black Lives Matters untuk 12 pertandingan pertama.
Dilansir dari BBC, Sabtu (13/6), Liga Inggris juga tak melarang jika pemain akan berlutut sebelum atau saat pertandingan. Langkah ini sebagai bentuk respon atas kematian warga kulit hitam, George Floyd ,di Amerika Serikat oleh polisi kulit putih.
"Kami para pemain berdiri bersama dengan tujuan tunggal untuk menghapus prasangka rasial," kata sebuah pernyataan.
Sebanyak 20 klub Liga Inggris dan pemain berkomitmen memberikan pesan kepada masyarakat dunia bahwa semua orang mempunyai kesempatan yang sama tanpa memandang ras. Semua orang harus dihormati.
Selain nama pemain diganti Black Lives Matter pada 12 pertandingan pertama, lencana Black Lives Matters akan dipasang di semua baju di sisa musim ini. Lencana sebagai ucapan terima kasih kepada staf NHS yang telah bekerja selama pandemi corona.
Kapten Watford, Troy Deeney, disebut memiliki peran penting dalam diskusi dengan semua kapten tim dan Liga Inggris. Begitu juga dengan pemain Leicester City, Wes Morgan, yang dianggap vokal dalam diskusi tersebut.
Kekasih Deeney, Alisha Hosannah, adalah orang yang akan mendesain lencana Black Lives Matters yang akan digunakan pemain. Beberapa klub telah merespon kematian Floyd pada saat latihan dengan berlutut.
Liga Inggris kini tengah bersiap menggelar kembali sisa kompetisi musim 2019/2020 pada 17 Juni. Liga paling masyhur di dunia ini dihentikan sekitar tiga bulan lalu karena corona.
Tak hanya di Inggris, di Bundesliga juga melakukan protes atas aksi rasisme. Asosiasi Sepak Bola Jerman pun mendukung pemain jika ingin mengekspresikan protesnya dalam beberapa pekan ke depan.