REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Balai Karantina Pertanian Gorontalo menyatakan jagung asal daerah tersebut diminati di pasaran dalam negeri walaupun di tengah pandemi COVID-19.Kepala Seksi Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Gorontalo, Dwi Rachmanto mengatakan jagung Gorontalo sejauh ini mampu memberikan kontribusinya bagi pemenuhan komoditas dalam negeri maupun ekspor.
"Dari data Kuartal pertama di tahun 2020, permohonan sertifikasi jagung biji Karantina Gorontalo menunjukkan adanya kenaikan, bahkan dari tahun sebelumnya," ujarnya.
Dwi memaparkan bahwa per bulan Januari 2020, sebanyak 30.175 ton jagung dengan nilai ekonomis mencapai Rp 120 miliar sudah menjadi bagian roda ekonomi petani jagung.
"Memasuki bulan Februari, penurunan angka menuju 22 ribu ton terjadi akibat wabah pandemi mulai marak menerapkan berbagai pembatasan," ujarnya.
Namun seiring dengan kebijakan pemerintah terhadap arus orang dan barang, permintaan jagung menggeliat kembali pada bulan berikutnya hingga 46.460 ton, dengan nilai mencapai Rp168 miliar, dan sebagian besar dilepas ke dalam negeri, seperti Jakarta, Cilegon, dan Lampung.
Sementara itu, Kepala Balai Karantina Pertanian Gorontalo, Indra Dewa mengatakan jika melihat perputaran pasar jagung dalam negeri melalui data sistem IQ Fast, pihaknya optimistis bahwa semangat bertani jagung di Gorontalo tidak surut akibat pandemi.
"Hingga detik ini pun Karantina Pertanian masih memegang komitmen mendukungpenuh berbagai program Kementerian Pertanian, Gratieks dan Kostratani untuk kemajuan pertanian di Indonesia. Dalam kondisi apapun, kebutuhan pangan dalam negeri harus cukup, dan petani harus sejahtera," katanya.