Ahad 14 Jun 2020 11:37 WIB

Pria Kamboja Jadikan Ranjau Darat Sebagai Hiasan Halaman

Sebagian besar ranjau yang menjadi hiasan masih aktif dan berbahaya

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Ranjau darat. Sebagian besar ranjau yang menjadi hiasan di rumah seorang pria di Kamboja masih aktif dan berbahaya. Ilustrasi.
Foto: bbc
Ranjau darat. Sebagian besar ranjau yang menjadi hiasan di rumah seorang pria di Kamboja masih aktif dan berbahaya. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID,PHNOM PENH -- Pemerintah Kamboja mengatakan pihak berwenang memarahi seorang warga yang tinggal di desa sebelah utara negara itu. Warga tersebut menghias halamannya dengan ranjau darat dan benda-benda lain yang bermuatan bahan peledak.

Pejabat Cambodian Mines Action Center (CMAC) Khen Srieng mengatakan laki-laki tersebut menggantung sekitar 30 amunisi di pohon asam dan disebar di sekitar halaman rumahnya. CMAC merupakan lembaga pemerintah Kamboja yang bertugas mengawasi pembersihan ranjau.

Baca Juga

Pada Rabu (10/6) lalu Khen Srieng mendatangi rumah laki-laki tersebut dan mengumpulkan amunisi-amunisi yang dipajang untuk dihancurkan. Pada Jumat (13/6) ia mengatakan amunisi dan ranjau-ranjau darat itu bekas perang sipil selama tiga dekade yang berakhir pada tahun 1990-an. Sebagian besar ranjau masih aktif dan berbahaya.

Khen mengatakan pria yang tidak disebutkan namanya itu tadinya seorang pengumpul benda bekas. Ia mengumpulkan ranjau-ranjau darat dan bahan peledak di sawah dan hutan dekat rumahnya untuk dijual lagi. Kepada Khen Srieng, laki-laki tersebut mengatakan setelah pemerintah melarang penjualan dan pembelian ranjau darat.

Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan dengan benda-benda tersebut. Pelanggar peraturan tersebut sangat jarang di bawa pengadilan. Karena biasanya mereka hanya warga desa miskin yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan. CMAC hanya pun menceramahi laki-laki itu karena ia telah melanggar hukum.

Halaman Facebook kepala CMAC Heng Ratana menulis situasinya 'tidak dapat dipercaya'. Ia mengatakan terkadang laki-laki itu dibayar sebagai pembersih ranjau tanpa lisensi untuk membersihkan ranjau di ladang orang lain lalu menyimpan ranjau-ranjau tersebut.

Rumah laki-laki itu berada di Provinsi Banteay Meanchey dekat perbatasan Kamboja-Thailand. Lokasi itu adalah tempat pemerintah Kamboja bertempur melawan Khmer Merah pada tahun 1980-an hingga 1990-an. Diperkirakan masih ada empat hingga enam juta ranjau darat dan bahan peledak lain yang belum dibersihkan di Kamboja.

Pada Januari lalu CMAC dan Victim Assistance Authority merilis laporan tahun lalu ada 12 korban tewas dan 65 korban luka karena ranjau darat dan bahan peledak lainnya. Laporan itu menyebutkan dari tahun 1979 hingga 2019 benda-benda itu telah menewaskan 19.780 orang dan melukai 45.047 lainnya.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement