Ahad 14 Jun 2020 15:06 WIB

Penyerapan Ayam Ternak Rakyat Capai 900 Ribu Ekor

Penyerapan harga ayam mengerek kenaikan harga ayam hidup di tingkat peternak.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Fuji Pratiwi
Sejak disepakatinya komitmen pembelian ayam ras peternak mandiri oleh 22 perusahaan mitra peternakan, sekitar 900 ribu ekor ayam dari lima provinsi sudah dibeli.
Foto: Kementerian Pertanian
Sejak disepakatinya komitmen pembelian ayam ras peternak mandiri oleh 22 perusahaan mitra peternakan, sekitar 900 ribu ekor ayam dari lima provinsi sudah dibeli.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan upaya penyerapan stok live bird atau ayam hidup siap potong milik peternak mandiri masih terus dilakukan. Hingga medio Juni, penyerapan sudah mencapai 928.883 ekor atau sekitar 22,5 persen dari target sebanyak 4.119.000 ekor.

Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Kementan, Sugiono, mengatakan, sebanyak sembilan perusahaan dari total 22 perusahaan perunggasan terintegrasi yang melakukan penyerapan ayam milik peternak sudah mencapai 100 persen dari komitmen. "Sembilan perusahaan sudah 100 persen penyerapannya. Ini bentuk komitmen untuk membantu peternak saat harga ayam hidup di bawah dari biaya pokok produksi," kata Sugiono kepada Republika.co.id, Ahad (14/6).

Baca Juga

Ia menuturkan, realisasi penyerapan sejauh ini terbesar di Jawa Barat yakni mencapai 448.664 ekor. Diikuti Jawa Tengah sebanyak 226.104 ekor dan Jawa Timur sebesar 171.884 ekor. Selanjutnya ada pula di Bali sebanyak 30.415 ekor, Banten 26.615 ekor, Sumatera Utara 15.232 ekor dan Daerah Istimewa Yogyakara sebanyak 26.615 ekor.

Menurut dia, dampak dari dilakukannya penyerapan harga ayam berpengaruh terhadap kenaikan harga ayam hidup di tingkat peternak yang sempat jatuh dalam beberapa bulan terakhir. "Harga live bird rata-rata di petani sudah Rp 21 ribu per kilogram sesuai dengan harga acuan pemerintah," ujar Sugiono.

Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar), Singgih Januratmoko, mengatakan, pasca Lebaran, harga ayam masih cukup baik bagi petani dan sesuai dengan target pemerintah. Namun, ia belum dapat memastikan apakah harga akan tetap stabil atau kembali jatuh pada bulan Juli mendatang.

Pinsar meminta agar perusahaan perunggasan memangkas produksinya sebesar 30 persen sesuai dengan prakiraan penurunan daya beli masyarakat yang juga mencapai 30 persen. Ia mengaku, Pinsar bersama pemerintah tengah merumuskan langkah selanjutnya untuk tetap menjaga harga ayam di peternak stabil.

"Peternak sudah merugi selama 22 bulan, kalau ditaksir bisa mencapai Rp 6 triliun. Semoga supply and demand ayam dalam negeri teratur," kata dia.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement